Selebrasi Gol Hampir Berujung Tragis, Striker Timnas Zambia Nyaris Alami Cedera Leher di Piala Afrika
Sebuah momen kegembiraan yang dramatis nyaris berakhir dengan tragedi di gelaran Piala Afrika 2025. Striker Timnas Zambia, Patson Daka, mengalami insiden mengerikan saat merayakan gol penyeimbang yang krusial melawan Timnas Mali pada Senin, 22 Desember 2025, di Stade Mohammed V, Casablanca, Maroko.
Pemain yang juga memperkuat Leicester City itu mendarat dengan posisi leher terlebih dahulu setelah upaya selebrasi akrobatik atau salto ke belakangnya gagal, memicu kekhawatiran serius di antara rekan setim, staf medis, dan para penonton. Beruntung, pemeriksaan awal memastikan Daka terhindar dari cedera serius dan dinyatakan “100% baik-baik saja” oleh dokter tim.
Momen Dramatis di Laga Pembuka Grup A
Laga pembuka Grup A Piala Afrika 2025 antara Zambia dan Mali berlangsung sengit di Casablanca. Mali sempat unggul lebih dulu pada menit ke-61 melalui gol Lassine Sinayoko, setelah El Bilal Toure gagal mengeksekusi penalti di babak pertama yang berhasil digagalkan kiper Zambia, Willard Mwanza.
Zambia terus menekan dan kegigihan mereka akhirnya membuahkan hasil di menit-menit akhir pertandingan. Pada menit ke-92, Patson Daka berhasil menyundul umpan silang matang untuk mencetak gol penyeimbang yang krusial, mengubah skor menjadi 1-1 dan menyelamatkan satu poin penting bagi Chipolopolo, julukan timnas Zambia.
Gol tersebut disambut dengan euforia luar biasa, baik di lapangan maupun di tribun penonton. Daka, yang terbawa emosi kegembiraan, mencoba melakukan selebrasi salto ke belakang. Namun, upaya akrobatiknya tidak berjalan mulus. Salah satu tangannya terlihat goyah, menyebabkan dia mendarat dengan canggung pada bagian leher dan punggung atasnya.
Kepanikan dan Lega di Lapangan
Setelah mendarat dengan posisi yang mengerikan, Daka langsung terjatuh dan memegangi lehernya, menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan yang jelas. Momen tersebut sontak membungkam riuhnya seisi stadion, mengubah sorak-sorai menjadi kekhawatiran yang mendalam.
Tim medis segera bergegas ke lapangan untuk memeriksa kondisi striker berusia 27 tahun itu. Rekan-rekan setim dan bahkan lawan turut menunjukkan ekspresi cemas. Setelah beberapa saat menerima perhatian, Daka berhasil bangkit berdiri dan mengejutkan banyak pihak dengan mampu melanjutkan sisa pertandingan.
Insiden ini dengan cepat menyebar di media sosial, dengan banyak penggemar yang mengungkapkan kekhawatiran mereka. Namun, kabar baik datang keesokan harinya. Dokter tim Zambia, Dr. Wesley Ngongo, mengklarifikasi bahwa Patson Daka dalam kondisi “100% baik-baik saja” dan tidak mengalami cedera serius. “Dia tidak memiliki rasa sakit, tidak ada kekakuan. Rentang geraknya, lehernya, sempurna, dan dia siap untuk berlatih penuh pagi ini,” ujar Dr. Ngongo pada Selasa, 23 Desember 2025.
Risiko Selebrasi Akrobatik dan Dampak bagi Tim
Insiden yang menimpa Patson Daka menjadi pengingat akan risiko yang melekat pada selebrasi gol akrobatik. Meskipun salto ke belakang dan gerakan serupa semakin populer di kalangan pesepak bola untuk menandai gol-gol penting, eksekusi yang tidak tepat dapat berakibat fatal.
Bagi Zambia, lolosnya Daka dari cedera serius adalah sebuah kelegaan besar. Sebagai striker kunci, Daka memiliki rekor internasional yang impresif dengan 21 gol dalam 44 penampilan sebelum pertandingan ini, dan golnya melawan Mali merupakan gol ke-22 dalam 52 penampilan untuk Zambia, menyamai rekor Collins Mbesuma. Ia hanya terpaut satu gol dari rekor gol internasional sepanjang masa Christopher Katongo (23 gol). Kehadirannya sangat penting bagi Zambia yang berharap dapat melaju jauh di turnamen ini.
Zambia dijadwalkan akan menghadapi Komoro pada Jumat, 26 Desember 2025, sementara Mali akan berhadapan dengan tuan rumah Maroko. Tim Chipolopolo tentu berharap tidak ada lagi insiden menakutkan yang menyertai selebrasi di pertandingan-pertandingan mendatang, dan Daka dapat terus berkontribusi penuh.