Timnas Sepak Bola Terancam Absen di Asian Games 2026 Pasca Evaluasi SEA Games

Iklan

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mulai melakukan evaluasi terhadap cabang olahraga yang gagal meraih medali emas di SEA Games 2025. Salah satu yang menjadi sorotan adalah tim sepak bola, yang berpotensi tidak akan dikirim ke Asian Games 2026 sebagai konsekuensi.

Rapat evaluasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir digelar di Jakarta pada Senin (22/12/2025) sore. Acara ini dihadiri oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Surono serta tim review SEA Games 2025. Hasil awal rapat merekomendasikan analisis lebih mendalam terhadap rapor cabang olahraga di SEA Games 2025, yang akan dilaksanakan pada pertengahan Januari mendatang.

Analisis mendalam ini akan menjadi dasar penentuan cabang olahraga mana saja yang dinilai memiliki potensi kuat untuk meraih emas di Asian Games 2026. Keputusan final mengenai kontingen yang akan diberangkatkan diharapkan dapat segera dirumuskan di awal tahun 2026.

Erick Thohir menekankan pentingnya keputusan yang cepat mengingat persiapan yang dibutuhkan untuk Asian Games 2026, yang dijadwalkan berlangsung di Jepang pada 19 September hingga 4 Oktober 2026. Persiapan matang mencakup aspek waktu dan alokasi anggaran.

“Kami bergerak cepat, kami tidak mau terlena dengan hasil positif ini (peringkat kedua SEA Games 2025 dengan 91 emas),” tegas Erick Thohir, mengutip situs Kemenpora. “Jadi, begitu SEA Games selesai, langsung di hari Senin sore, saya bersama Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Surono dan tim evaluasi duduk bersama untuk membahas garis besar bagaimana performa kontingen kita di SEA Games kemarin.”

Ia menambahkan bahwa tahap awal ini baru sebatas evaluasi. “Ini baru tahap evaluasi awal, analisis detailnya nanti mungkin di sekitar minggu kedua Januari.”

Erick Thohir juga menyampaikan harapannya agar pada saat analisis detail dilakukan, tim evaluasi sudah dapat memetakan potensi emas di Asian Games. “Di saat itu saya juga ingin kami sudah bisa memetakan potensi emas di Asian Games, sehingga juga bisa mulai melakukan review cabor apa dan siapa atlet yang akan berangkat.”

“Waktu yang kami miliki tidak lama lagi, kurang dari sembilan bulan sudah mulai Asian Games, sehingga butuh segera perumusan strategi dan perencanaan yang matang,” tandas Menpora.

Iklan

Evaluasi Hasil SEA Games 2025

Indonesia berhasil melampaui target minimal tiga besar dengan meraih 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu di SEA Games 2025, menempatkan Merah Putih di peringkat kedua. Pencapaian ini lebih baik dari SEA Games 2023 di Kamboja, di mana Indonesia finis di peringkat ketiga dengan 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu.

Cabang olahraga atletik menjadi penyumbang medali emas terbanyak dengan sembilan keping, disusul menembak dan panahan masing-masing enam emas. Wushu menyumbang lima emas, sementara panjat tebing, judo, perahu naga, dan pencak silat masing-masing meraih empat emas.

Namun, sorotan tajam tertuju pada cabang sepak bola yang gagal total, tidak mampu mempersembahkan medali perunggu sekalipun. Timnas U-22 Indonesia putra, yang berstatus juara bertahan, tersingkir di fase grup. Tim putri hanya mampu mencapai semifinal.

Pertimbangan Pengiriman ke Asian Games 2026

Kegagalan timnas sepak bola di SEA Games 2025 memunculkan pertanyaan serius mengenai kelayakannya untuk dikirim ke Asian Games 2026. SEA Games seharusnya menjadi tolok ukur kesiapan tim nasional kelompok umur.

Asian Games memiliki tingkat kompetisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan level regional. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Iran menjadikan ajang ini sebagai bagian dari sistem pembinaan yang ketat. Oleh karena itu, keputusan untuk mengirim tim harus mempertimbangkan status dan tujuan yang jelas, bukan sekadar partisipasi.

Jika hukuman diterapkan secara konsisten, mengirim tim yang sama dengan target prestasi medali ke Asian Games menjadi tidak logis. Kegagalan di level ASEAN mengindikasikan adanya masalah fundamental pada kualitas permainan, mentalitas, atau manajemen tim.

Pengiriman tim ke Asian Games 2026 dapat didefinisikan ulang sebagai program pengembangan, bukan misi perolehan medali. Indonesia sendiri belum pernah meraih medali sepak bola di Asian Games sejak pemberlakuan kelompok umur, dengan pencapaian terbaik hanya mencapai babak 16 besar.

Komposisi pemain, staf pelatih, dan target turnamen harus disampaikan secara transparan kepada publik untuk menghindari ekspektasi yang tidak realistis. Asian Games 2026 menjadi cermin kedewasaan pengelolaan sepak bola Indonesia, apakah berani menegakkan evaluasi berbasis prestasi atau kembali pada jalan aman tanpa pembelajaran.

Contoh dari negara maju sepak bola seperti Jepang dan Korea Selatan menunjukkan pentingnya kebijakan yang jelas. Jepang menjadikan Asian Games sebagai uji kedalaman skuad dan rotasi pemain jika gagal target, berorientasi pada progres permainan. Korea Selatan menekankan disiplin target dan konsekuensi, menjadikan Asian Games krusial terkait wajib militer, serta memilih pemain berdasarkan performa di klub dan mentalitas.

Pelajaran yang bisa dipetik adalah negara yang maju sepak bolanya tidak mencampuradukkan antara pembinaan dan pencitraan.

Iklan