Samsung Resmi Luncurkan Exynos 2600, Chipset 2nm Pertama Dunia
Samsung Electronics telah resmi meluncurkan Exynos 2600, sebuah terobosan signifikan yang menjadikannya chipset smartphone pertama di dunia yang diproduksi menggunakan proses 2 nanometer (nm) Gate-All-Around (GAA). Pengumuman ini, yang dilakukan pada 18-19 Desember 2025, hanya beberapa hari sebelum peluncuran seri Galaxy S26 yang dijadwalkan pada awal tahun 2026, menandai upaya ambisius Samsung untuk merebut kembali dominasi di pasar prosesor mobile kelas atas.
Chipset Exynos 2600 hadir dengan klaim peningkatan performa CPU hingga 39% dan peningkatan kinerja AI lebih dari dua kali lipat dibandingkan pendahulunya, Exynos 2500. Inovasi kunci lainnya adalah pengenalan desain Heat Path Block (HPB) yang baru, dirancang untuk mengatasi masalah manajemen panas yang kerap menjadi kritik pada generasi Exynos sebelumnya. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Samsung dalam persaingan ketat dengan rival seperti Qualcomm dan Apple.
Revolusi Manufaktur 2nm GAA
Inti dari keunggulan Exynos 2600 terletak pada proses manufakturnya yang menggunakan teknologi 2nm GAA. Teknologi ini menempatkan Samsung satu generasi di depan para pesaingnya, termasuk Qualcomm dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Apple dengan A19 Pro, yang masih mengandalkan proses 3nm. Transistor Gate-All-Around (GAA) memungkinkan kontrol arus yang lebih baik dan mengurangi kebocoran, secara teoritis menghasilkan peningkatan kinerja dan efisiensi daya yang signifikan.
Produksi massal Exynos 2600 telah dimulai sejak September 2025, menunjukkan kesiapan Samsung untuk integrasi ke perangkat flagship mendatang. Transisi ke node yang lebih kecil ini tidak hanya tentang kecepatan mentah, tetapi juga tentang efisiensi energi dan manajemen termal yang lebih baik, dua area di mana chip Exynos sebelumnya sering dikritik.
Performa CPU dan Grafis: Lompatan Signifikan
Exynos 2600 dibekali CPU 10-inti berdasarkan arsitektur Arm v9.3 terbaru. Konfigurasinya mencakup satu inti utama C1-Ultra dengan kecepatan hingga 3.8GHz (beberapa laporan menyebut 3.9GHz), tiga inti performa tinggi C1-Pro pada 3.25GHz, dan enam inti efisiensi C1-Pro pada 2.75GHz. Samsung secara sengaja menghilangkan inti daya rendah tradisional, memilih konfigurasi yang lebih fokus pada performa dan efisiensi menengah untuk beban kerja yang lebih konsisten.
Di sisi grafis, Exynos 2600 mengintegrasikan GPU Xclipse 960, yang dikembangkan melalui kemitraan berkelanjutan dengan AMD dan didasarkan pada arsitektur RDNA. Samsung mengklaim GPU ini menawarkan kinerja komputasi dua kali lipat dan peningkatan performa ray tracing hingga 50% dibandingkan generasi sebelumnya. GPU ini juga mendukung teknologi Exynos Neural Super Sampling (ENSS) untuk upscaling berbasis AI dan pembuatan frame, menjanjikan pengalaman bermain game yang lebih mulus dengan konsumsi daya yang lebih rendah.
Kecerdasan Buatan dan Manajemen Termal Baru
Kecerdasan Buatan (AI) menjadi fokus utama Exynos 2600. Unit Pemrosesan Neural (NPU) yang ditingkatkan diklaim memberikan peningkatan kinerja AI sebesar 113% dari pendahulunya. Peningkatan ini memungkinkan pemrosesan beban kerja AI generatif yang lebih besar dan kompleks langsung di perangkat, mengurangi ketergantungan pada server cloud dan meningkatkan privasi serta responsivitas. Fitur ini diharapkan menjadi daya tarik utama seri Galaxy S26 di pasar smartphone AI yang semakin kompetitif.
Salah satu inovasi paling krusial adalah implementasi teknologi Heat Path Block (HPB) baru. HPB dirancang untuk mengoptimalkan jalur pembuangan panas, memungkinkan panas menyebar lebih efisien dan menjaga kinerja chipset tetap stabil selama tugas berat. Samsung secara eksplisit menyatakan bahwa desain ini bertujuan untuk mengatasi masalah manajemen panas yang menjadi keluhan utama pada chipset Exynos sebelumnya, dengan janji pengurangan panas hingga 16% dan stabilitas performa yang lebih baik di bawah beban berkelanjutan.
Selain itu, chipset ini juga mendukung sensor kamera hingga 320MP, dilengkapi dengan Sistem Persepsi Visual (VPS) berbasis AI untuk pengenalan adegan dan objek yang lebih akurat, serta pengurangan kebisingan video berbasis deep learning untuk kualitas video cahaya rendah yang lebih baik. Fitur keamanan juga ditingkatkan dengan virtualisasi keamanan dan kriptografi kuantum-post hibrida yang didukung perangkat keras.
Strategi Pasar dan Masa Depan Galaxy S26
Exynos 2600 diharapkan akan menjadi otak di balik beberapa model Galaxy S26 dan Galaxy S26+ di pasar-pasar tertentu, termasuk Korea Selatan, Eropa, pasar utama Asia, dan negara berkembang. Namun, model Galaxy S26 Ultra, serta varian untuk Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang, kemungkinan besar akan tetap ditenagai oleh Snapdragon 8 Elite Gen 5 dari Qualcomm. Strategi “pembagian chip” ini telah menjadi praktik umum Samsung selama beberapa tahun terakhir.
Peluncuran seri Galaxy S26 sendiri dijadwalkan akan berlangsung pada akhir Januari atau pertengahan Februari 2026. Selain seri Galaxy S, Exynos 2600 juga dirumorkan akan digunakan pada Galaxy Z Flip 8 yang akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2026. Kehadiran Exynos 2600 ini menjadi penentu bagi Samsung untuk membuktikan kemampuannya dalam desain dan manufaktur semikonduktor terdepan, serta mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap lini prosesor internalnya.