Kucing Ikonik San Francisco Tewas Ditabrak Robotaxi Waymo, Tekanan Regulasi Kendaraan Otonom Meningkat

Foto: Istimewa
KitKat, kucing maskot lingkungan Mission District yang dikenal sebagai Mayor of 16th Street, meninggal setelah ditabrak robotaxi milik Waymo pada 27 Oktober yang lalu. Tragedi ini memicu protes soal siapa yang harus bertanggung jawab saat kendaraan otonom menyebabkan kecelakaan.
Kematian hewan peliharaan yang terkenal di kawasan itu memantik kemarahan warga kota San Fransisco, terutama karena tidak ada pengemudi manusia yang bisa dimintai pertanggungjawaban secara langsung.
Menurut pernyataan resmi Waymo, insiden terjadi saat kendaraan berhenti untuk menjemput penumpang.
“Saat kendaraan kami berhenti untuk menjemput penumpang, seekor kucing tiba-tiba melintas di bawah kendaraan yang sedang bergerak.” Terang pihak Waymo yang kami kutip dari ITHome Auto, Minggu (16/11)
Perusahaan juga menyampaikan belasungkawa atas insiden yang terjadi, serta memberi donasi kepada organisasi perlindungan hewan lokal atas nama KitKat.
Waymo dan Alphabet
Waymo merupakan anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh Alphabet Inc., induk Google, dan menjadi salah satu operator robotaxi terbesar di Bay Area. Perusahaan dilaporkan mengoperasikan lebih dari 800 kendaraan komersial.
Kematian KitKat menempatkan Waymo dan Alphabet di bawah sorotan terkait keselamatan operasional dan tanggung jawab publik, mengingat sumber daya yang dimiliki perusahaan teknologi besar itu untuk menetapkan standar keselamatan.
Meski data Waymo menyebutkan tingkat kecelakaan serius kendaraan mereka 91% lebih rendah dibanding pengemudi manusia, para kritikus menyoroti kemungkinan kegagalan sensor dan sistem. Bob Somers, mantan insinyur Zoox dan kini aktivis yang menentang robotaxi, menegaskan bahwa lidar, radar, dan kamera masih berisiko mengalami kegagalan.
Tuntutan Regulasi Dan Pernyataan Pejabat
Insiden ini mendorong City Councillor, Jackie Fielder mengajukan resolusi agar kewenangan operasional mobil otonom diserahkan kepada pemilih lokal. Fielder menilai ada celah tanggung jawab ketika kecelakaan melibatkan sistem otomatis.
Fielder menegaskan, “Pengemudi manusia bisa dimintai pertanggungjawaban, tetapi siapa yang kita salahkan jika ini terjadi dengan robot?#8221; Pernyataan itu mencerminkan kekhawatiran publik soal kerangka hukum dan akuntabilitas teknologi otonom.
Somers merujuk pada insiden Oktober 2023, ketika sebuah robotaxi Cruise menyeret pejalan kaki 6 meter meski kendaraan dilaporkan mengerem sekuat tenaga; korban menerima kompensasi US$ 8 juta. Kasus itu sempat menghentikan operasi Cruise selama lebih dari setahun.
Peristiwa ini berkembang menjadi krisis hubungan masyarakat bagi Waymo dan Alphabet. Media nasional melaporkan bahwa tragedi KitKat memperpanas perdebatan mengenai keselamatan kendaraan otonom dan mekanisme pertanggungjawaban perusahaan teknologi.
Meskipun data menunjukkan 43 orang tewas akibat kecelakaan yang melibatkan pengemudi manusia di San Francisco pada tahun sebelumnya, kasus KitKat jadi simbol ketidakpuasan publik terhadap penetrasi teknologi otomatisasi dan dorongan untuk regulasi yang lebih ketat terhadap robotaxi.
