Kecelakaan Mobil Listrik Meningkat, China Siapkan Sederet Aturan Ketat untuk EV dan Hybrid

Tesla Model 3 yang mengalami kecelakaan di China. Foto: CNEVPost
Pemerintah China mengajukan aturan baru yang memperketat performa akselerasi kendaraan penumpang, terutama electric vehicle (EV) dan plug-in hybrid (PHEV). Rancangan itu mewajibkan kendaraan mulai dalam “mode aman” yang membatasi akselerasi, sehingga tidak langsung melaju dengan performa tinggi saat dinyalakan.
Draf standar nasional bertajuk Technical Specifications for Safety of Power-Driven Vehicles Operating on Roads dirilis oleh Ministry of Public Security of the People’s Republic of China pada 10 November 2025. Publik dapat memberikan masukan hingga 10 Januari 2026 sebelum aturan ini ditetapkan menjadi standar nasional wajib.
Kenaikan kasus kecelakaan yang melibatkan mobil listrik dan PHEV menjadi alasan utama penyusunan aturan ini. Beberapa insiden mendapat sorotan media dan publik karena menimbulkan korban jiwa dan kebakaran hebat.
- Di Provinsi Anhui, sebuah model Xiaomi SU7 yang sedang menggunakan fitur bantuan pengemudi dilaporkan menabrak pembatas jalan di jalan tol Dezhou-Shangrao, terbakar, dan menewaskan tiga orang.
- i Provinsi Shanxi, tabrakan yang melibatkan Aito M7 — yang dikembangkan bersama Huawei — menyebabkan kebakaran hingga menewaskan tiga orang, termasuk anak usia dua tahun.
- Rekaman CCTV dalam insiden berbeda juga menunjukkan sebuah Tesla Model 3 melaju dengan kecepatan tinggi lalu menabrak bus di Zhejiang.
Pemerintah menyebut beberapa faktor penyebab: akselerasi sangat tinggi yang menyulitkan pengendalian, kemungkinan kesalahan pengoperasian sistem bantuan mengemudi, serta risiko kebakaran baterai yang menghambat evakuasi.
Akselerasi Tinggi Hanya Bisa Diaktifkan Lewat Prosedur Khusus
Draf aturan menegaskan performa tinggi tetap diperbolehkan, tetapi tidak boleh aktif otomatis saat kendaraan dinyalakan. Secara default, kendaraan harus beroperasi dalam mode dengan batas akselerasi 0–100 km/jam tidak kurang dari 5 detik setiap kali dinyalakan.
Untuk menggunakan kemampuan akselerasi penuh, pengemudi mesti secara sadar mengganti mode ke “performa tinggi” setelah memastikan kondisi aman. Tujuannya agar pengemudi sudah dalam keadaan siap sebelum memanfaatkan daya maksimum kendaraan.
Persyaratan Keselamatan Tambahan Untuk EV dan PHEV
Draf juga memasukkan sejumlah kewajiban teknis lain yang menyasar keselamatan pasca-tabrakan dan interaksi pengemudi:
- Teknologi pencegah salah injak pedal: Kendaraan harus mampu mendeteksi kesalahan pengemudi saat diam atau merayap, lalu membatasi daya dan memberi peringatan audio-visual.
- Pemutusan sirkuit daya otomatis: Saat terjadi lonjakan perubahan kecepatan ekstrem (>25 km/jam dalam 150 milidetik) atau saat airbag mengembang, kendaraan wajib memutus aliran daya.
- Pemantauan dan peringatan baterai: Mobil harus mendeteksi kondisi abnormal sel baterai, menyediakan peringatan suara/grafis, dan memiliki kanal pelepas tekanan terarah. Untuk bus listrik >6 meter, kompartemen baterai harus “tidak terbakar atau meledak” minimal 5 menit setelah alarm.
- Pintu, jendela, dan sistem hiburan: Setiap penumpang harus dapat keluar melalui minimal dua pintu. Pintu non-bagasi wajib dilengkapi tuas pembuka mekanis dari dalam dan luar. Sistem pintu elektronik harus terbuka otomatis saat airbag deploy atau terjadi kejadian panas baterai. Kaca tidak boleh berlapis film reflektif; area pandang pengemudi wajib memiliki transmisi cahaya ≥70%; jendela darurat memakai kaca tempered maksimal 5 mm tanpa film. Fungsi video/game di layar dasbor harus nonaktif saat kecepatan >10 km/jam.
- Verifikasi pengemudi untuk ADAS: Sebelum fitur bantuan mengemudi canggih aktif, sistem harus memverifikasi pengemudi telah menyelesaikan pelatihan resmi melalui biometrik atau login akun. Saat ADAS aktif di atas 10 km/jam, keterlibatan pengemudi harus dipantau lewat deteksi tangan pada setir dan pemantauan arah pandangan.
Draf saat ini masih dalam fase konsultasi publik. Jika ditetapkan sebagai standar nasional wajib (GB standard), produsen dan pemasok harus menyesuaikan desain dan perangkat lunak kendaraan mereka.
Bagi pelaku industri EV domestik—termasuk Zeekr, Xiaomi Auto, dan BYD—aturan ini dapat mendorong perubahan strategi pemasaran dan teknis, terutama bagi model yang menonjolkan akselerasi ekstrem sebagai fitur jual.
Pengamat menilai langkah regulator ini sejalan dengan tren global menuju penguatan keselamatan aktif dan orientasi pada kontrol pengemudi, di mana performa tinggi diimbangi dengan mekanisme keselamatan dan verifikasi yang lebih ketat.
