China Pangkas Subsidi Mobil Listrik Mulai 2026, Dealer Catat Lonjakan Pembelian

Foto: Pexels / Im Zion
Perubahan kebijakan pajak untuk kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) di China memicu gelombang pembelian mendadak menjelang akhir 2025. Dealer di berbagai provinsi melaporkan kenaikan pesanan signifikan karena konsumen berusaha mengunci insentif sebelum aturan baru berlaku.
Menurut laporan Sina Finance yang kami kutip dari dari Car News China menyebutkan beberapa dealer mencatat volume pesanan naik hampir 60 persen dibanding rata-rata bulanan biasa. Pemerintah menyatakan subsidi penuh akan berakhir pada 31 Desember 2025, sehingga pembeli berupaya memanfaatkan manfaat fiskal semaksimal mungkin.
Terpisah, China Automobile Dealers Association menyebut lonjakan pesanan sebagai respons pasar terhadap pengurangan insentif. Pembelian yang dipercepat ini menunjukkan perilaku konsumen yang sensitif terhadap perubahan kebijakan fiskal.
Beberapa produsen dan dealer menawarkan mekanisme untuk mempertahankan insentif bagi pembeli yang memesan sebelum tanggal tertentu namun dikirim tahun berikutnya. Contohnya, beberapa program “jaminan beda pajak” memungkinkan pembeli yang memesan sebelum akhir November 2025 tetap mendapat insentif maksimal. Xiaomi disebutkan menawarkan subsidi hingga 15.000 yuan untuk pemesanan tertentu yang dikunci sebelum 30 November 2025.
Perubahan Aturan Pajak
Mulai 1 Januari 2026, pembelian mobil listrik yang memenuhi syarat tidak lagi mendapatkan pengecualian penuh pajak. Sebagai gantinya, pembeli hanya memperoleh pengurangan pajak maksimal 15.000 yuan, turun dari maksimal 30.000 yuan untuk pembelian hingga akhir 2025.
Aturan baru berlaku untuk mobil penumpang listrik penuh (BEV), plug-in hybrid (PHEV), dan kendaraan dengan range-extended, namun disertai persyaratan teknis yang lebih ketat.
- Plug-in hybrid harus memiliki jarak tempuh listrik murni minimal 100 km agar memenuhi kualifikasi pajak.
- Syarat teknis lain diberlakukan untuk memastikan insentif diarahkan pada model dengan kapasitas baterai dan efisiensi yang lebih tinggi.
Sejak 2014, China menggunakan pengecualian pajak pembelian untuk mendorong adopsi kendaraan listrik. Pengurangan subsidi ini menandai fase baru kebijakan yang menekankan pada keberlanjutan, peningkatan kualitas, dan kemandirian industri otomotif nasional.
Pemerintah menyatakan langkah ini dimaksudkan untuk mendorong persaingan berbasis nilai dan inovasi, bukan hanya kompetisi harga melalui insentif fiskal.
Dampak Pasar Dan Industri
Analis memperkirakan kebijakan baru akan menimbulkan dua efek utama pada pasar domestik:
- Lonjakan penjualan pada akhir 2025 saat konsumen mempercepat pembelian untuk memanfaatkan insentif yang masih berlaku.
- Potensi perlambatan penjualan pada awal 2026 karena manfaat pajak berkurang.
Dengan penetrasi kendaraan listrik yang sudah melampaui 45 persen dari penjualan mobil baru domestik, prospek pertumbuhan pasar diperkirakan akan semakin bergantung pada teknologi, inovasi produk, dan kualitas layanan, bukan semata insentif fiskal.
