Fenomena Astronomi Oktober 2025: Ada Dua Hujan Meteor dan Purnama Hunter’s Moon

Oktober 2025 menjadi bulan yang penuh dengan fenomena astronomi menarik yang layak disaksikan. Pada bulan ini, dua hujan meteor akan melintas di langit malam, disertai dengan bulan purnama yang dikenal dengan sebutan Hunter’s Moon serta posisi planet Merkurius yang mencapai elongasi timur terbesarnya dari Matahari.
Fenomena-fenomena tersebut memberikan kesempatan langka bagi pengamat langit untuk menikmati keindahan langit malam dengan berbagai peristiwa langit yang berbeda-beda.
Purnama Hunter’s Moon pada 7 Oktober
Pada 7 Oktober pukul 03.49 UTC, terjadi purnama yang dikenal dengan nama Hunter’s Moon atau Bulan Pemburu. Purnama ini muncul saat Bulan berada di sisi berlawanan Bumi dari Matahari, sehingga sinar Bulan tampak penuh.
Nama Hunter’s Moon berasal dari tradisi suku asli Amerika di dunia Barat, yang mengaitkan bulan Oktober dengan musim berburu karena saat itu daun-daun mulai berguguran dan hewan buruan sudah gemuk. Selain itu, purnama ini juga disebut sebagai Travel Moon (Bulan Perjalanan) dan Blood Moon (Bulan Darah).
Purnama ini merupakan yang pertama dari tiga supermoon di tahun 2025, di mana Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi sehingga terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Hujan Meteor Draconid pada 7 Oktober
Hujan meteor Draconid merupakan hujan meteor minor dengan intensitas sekitar 10 meteor per jam. Hujan meteor ini berasal dari debu komet 21P Giacobini-Zinner yang ditemukan pada tahun 1900.
Uniknya, Draconid lebih mudah diamati pada sore hari, berbeda dengan hujan meteor lain yang biasanya terlihat di pagi hari. Periode hujan meteor ini berlangsung dari 6 hingga 10 Oktober dengan puncak pada malam 7 Oktober.
Namun, sayangnya purnama yang terang pada malam tersebut akan mengurangi intensitas pengamatan karena cahaya Bulan menyilaukan langit. Oleh karena itu, pengamat disarankan mencari lokasi gelap yang jauh dari polusi cahaya kota untuk peluang terbaik melihatnya.
Hujan meteor ini tampak seolah memancar dari rasi bintang Draco, meski meteor dapat muncul di mana saja di langit malam.
Bulan Baru pada 21 Oktober
Pada 21 Oktober pukul 12.26 UTC, Bulan akan memasuki fase baru atau Bulan Baru, di mana posisi Bulan berada di sisi yang sama dengan Matahari sehingga tidak terlihat di langit malam.
Fase ini menjadi waktu ideal untuk mengamati objek-objek langit redup seperti galaksi dan gugus bintang karena tidak ada cahaya Bulan yang mengganggu pandangan.
Hujan Meteor Orionid pada 21-22 Oktober
Hujan meteor Orionid termasuk hujan meteor dengan intensitas sedang, menghasilkan hingga 20 meteor per jam pada puncaknya. Hujan ini berasal dari debu yang ditinggalkan oleh komet Halley, yang telah dikenal sejak zaman kuno.
Periode hujan meteor ini berlangsung dari 2 Oktober hingga 7 November dengan puncak pada malam 21 Oktober hingga pagi 22 Oktober.
Tahun 2025 menjadi waktu yang sangat baik untuk mengamati Orionid karena Bulan tidak akan terlihat sepanjang malam, sehingga langit menjadi sangat gelap dan ideal untuk pengamatan meteor.
Pengamatan terbaik dilakukan dari lokasi gelap setelah tengah malam. Meteor akan tampak memancar dari rasi bintang Orion, namun bisa muncul di berbagai bagian langit.
Merkurius Capai Elongasi Timur Terbesar pada 29 Oktober
Pada 29 Oktober, planet Merkurius mencapai elongasi timur terbesar dengan sudut 23,9 derajat dari Matahari. Ini adalah momen terbaik untuk mengamati Merkurius karena planet ini berada pada titik tertinggi di atas cakrawala langit senja.
Pengamat dapat mencari Merkurius di langit barat tepat setelah Matahari terbenam untuk menyaksikan penampakan planet terkecil di tata surya ini.
