Theo Hernandez Ungkap Alasan Tinggalkan AC Milan: Merasa Didesak Manajemen Baru

Iklan

Bek asal Prancis, Theo Hernandez, akhirnya buka suara mengenai alasan di balik keputusannya meninggalkan AC Milan pada bursa transfer musim panas lalu. Hernandez mengungkapkan bahwa desakan dari manajemen baru klub menjadi faktor utama kepergiannya, bukan karena tuntutan gaji tinggi seperti yang beredar.

Pindah ke Al Hilal Setelah Enam Tahun Bersama Milan

Hernandez bergabung dengan klub Arab Saudi, Al Hilal, pada Juli lalu dengan nilai transfer yang dilaporkan mencapai 25 juta Euro. Kepindahan ini mengakhiri masa baktinya selama enam tahun bersama raksasa Italia tersebut, setahun sebelum kontraknya berakhir pada 2026.

Sebelumnya, negosiasi perpanjangan kontrak antara Hernandez dan Milan berjalan alot. Namun, dalam wawancara eksklusif dengan La Gazzetta dello Sport yang dirilis pada Sabtu (20/12/2025), pemain berusia 27 tahun itu membantah keras tudingan bahwa dirinya meminta gaji selangit.

Bantah Tuntutan Gaji Tinggi dan Penolakan ke Como

“Saya tak pernah berpikir untuk pergi. Prioritas saya adalah bertahan,” tegas Hernandez, menyanggah rumor yang beredar. Ia juga meluruskan kabar yang menyebutkan dirinya menolak tawaran pindah ke Como pada Januari lalu.

“Agen saya tak pernah menyebut soal itu (Como) kepada saya. Mereka bilang saya meminta jumlah yang sangat besar untuk perpanjangan kontrak, bahwa saya mendesak pindah. Semuanya salah,” ungkapnya.

Merasa Tidak Dihargai dan Terancam Dicoret

Hernandez merasa tidak mendapatkan perlakuan yang layak dari manajemen klub. “Saya pantas mendapatkan perlakuan lebih baik. Saya tidak mengharapkannya,” ujarnya.

Iklan

Ia menceritakan momen krusial yang memaksanya mencari klub baru. “Beberapa rekan tim mendesak saya untuk bertahan, namun saat seseorang dari manajemen menelepon Anda dan berkata, ‘Jika Anda tetap di sini, kami akan mencoret Anda dari tim,’ apa yang bisa Anda lakukan? Saya mencari klub lain.”

Kenangan Pahit Era Manajemen Baru

Hernandez mengenang masa-masa awal kepindahannya ke Milan yang dipenuhi figur-figur inspiratif seperti Frederic Massara, Zvonimir Boban, dan Paolo Maldini. Ia merasa situasi memburuk setelah kepergian Maldini.

“Saat saya bergabung, di klub masih ada (Frederic) Massara, (Zvonimir) Boban, dan (Paolo) Maldini, idola saya. (Zlatan) Ibra(himovic) adalah pemain top, tetapi setelah Paolo (pergi), semuanya menjadi lebih buruk,” tuturnya.

Pembelaan Diri dan Pesan untuk Penggemar

Meskipun mengakui adanya kesalahan, seperti kartu merah yang diterima saat melawan Fiorentina dan Feyenoord, Hernandez meminta pengertian dari para penggemar.

“Saya tahu saya melakukan kesalahan, seperti kartu merah melawan Fiorentina dan Feyenoord, tetapi kita semua manusia. Saya tidak tenang secara mental dan saya bisa berbuat lebih baik, tetapi para penggemar tahu siapa Theo sebenarnya di Milan,” katanya.

Ia merasa ada pihak yang berusaha merusak karier dan hidupnya. “Akhirnya saya punya kesempatan membicarakannya: ada orang-orang yang ingin menghancurkan hidup dan karier Anda. Saya merasa sakit hati membaca beberapa hal (terkait serangan itu), namun keluarga saya tahu bahwa itu tidak benar,” tegas Hernandez.

Statistik Gemilang Bersama AC Milan

Selama enam musim membela AC Milan, Theo Hernandez tampil sebanyak 262 kali dan berhasil mencetak 34 gol. Catatan ini menjadikannya sebagai bek tersubur dalam sejarah klub berjuluk Rossoneri tersebut. Ia turut berkontribusi dalam meraih satu gelar Serie A dan satu Piala Super Italia.

Iklan