Logo

Terungkap! Alasan Lagu Lyodra ‘Terlalu Cinta’ Dipilih untuk Film Agak Laen 2: Menyala Pantiku!

Venicka Arlia Putriana
Venicka Arlia Putriana
25
“Terlalu Cinta” Versi Lyodra Jadi Soundtrack Agak Laen 2, Viral dan Banjir Respon Positif Penonton

Foto: Wikimedia

Iklan

Produser film Agak Laen 2: Menyala Pantiku!, Dipa Andika, akhirnya mengungkap alasan di balik penggunaan lagu Terlalu Cinta yang dipopulerkan Lyodra dalam sekuel film komedi tersebut. Lagu yang awalnya dinyanyikan Rossa pada tahun 2006 dan kemudian viral dibawakan kembali oleh Lyodra pada 2024 ini dipilih karena dinilai memiliki lirik yang sesuai dan dikenal luas oleh masyarakat.

Dipa menjelaskan bahwa pencarian lagu yang tepat untuk film merupakan proses penting. Ia mencari sebuah lagu yang tidak hanya populer di berbagai kalangan, tetapi juga memiliki makna lirik yang selaras dengan adegan film. “Lebih ke mencari sebuah lagu yang sudah cukup dikenal di semua kalangan, dan pastinya secara lirik sesuai,” ujar Dipa kepada kumparan, belum lama ini.

Lagu ciptaan Yovie Widianto itu memang menjadi salah satu elemen yang menambah kelucuan dalam salah satu adegan film, sehingga cepat menjadi perbincangan publik.

“Terlalu Cinta” Versi Lyodra Jadi Soundtrack Agak Laen 2, Viral dan Banjir Respon Positif Penonton

Perolehan Penonton yang Tak Disangka

Di sisi lain, Dipa Andika juga menanggapi kesuksesan film Agak Laen 2: Menyala Pantiku! yang berhasil menarik perhatian 7 juta penonton. Angka ini menjadi pencapaian yang tak terduga bagi tim produksi.

“Pastinya tidak pernah, karena setiap film kami mulai dari nol, dan dianggap sebagai film baru lagi. Jadi angka-angka ini pastinya tidak pernah kami perkirakan,” tutur Dipa.

Agak Laen 2: Menyala Pantiku! Tembus 7,7 Juta Penonton, Film Komedi Ini Terus Menyala di Bioskop

Kesuksesan film Agak Laen 2 melanjutkan tren positif dari film sebelumnya, Agak Laen (2024), yang berhasil meraih 9,1 juta penonton. Meskipun begitu, Dipa mengaku sempat merasakan gugup dalam proses pembuatan sekuel ini.

“Lebih ke perasaan gugup ingin membahagiakan penonton lagi seperti film sebelumnya. Makanya, beban utama justru dalam pembuatan cerita,” ungkapnya.

Tim produksi Imajinari, yang menaungi film ini, memiliki filosofi tersendiri dalam berkarya. Dipa menekankan bahwa target utama mereka bukanlah semata-mata jumlah penonton, melainkan tercapainya target finansial untuk Break Even Point (BEP).

“Lebih ke punya angka yang ditargetkan untuk BEP secara financial,” pungkas Dipa.

Iklan
Iklan