“Terlalu Cinta” Versi Lyodra Jadi Soundtrack Agak Laen 2, Viral dan Banjir Respon Positif Penonton

Foto: Wikimedia
Lagu “Terlalu Cinta” yang dibawakan ulang oleh Lyodra Ginting resmi menjadi bagian dari daftar soundtrack film Agak Laen 2: Menyala Pantiku!. Sekuel dari film komedi populer Agak Laen ini berhasil menarik perhatian publik, terutama dengan pemilihan lagu balada emosional tersebut sebagai pengiring adegan-adegan jenaka. Uniknya, respons penonton terhadap lagu ini di dalam film justru didominasi oleh kesan lucu dan absurd, sejalan dengan nuansa komedi yang diusung film.
Fenomena ini menciptakan pengalaman sinematik yang berbeda, di mana sebuah lagu yang dikenal dengan lirik mendalam tentang cinta tak terbalas, kini justru memicu tawa penonton bioskop. Kontras antara melodi yang mengharukan dan visual komedi yang disajikan dalam film menjadi sorotan utama, memicu berbagai komentar di media sosial dan platform video.
“Terlalu Cinta” pertama kali dikenal luas melalui suara Rossa pada tahun 2006, menjadi salah satu lagu hits yang membekas di ingatan publik. Versi remake-nya, yang dibawakan Lyodra bersama pencipta asli, Yovie Widianto, dirilis pada Juli 2024. Aransemen terbaru ini tetap mempertahankan esensi pop-ballad dengan sentuhan orkestrasi strings dan piano, diperkaya vokal Lyodra yang penuh emosi. Video musik versi Lyodra bahkan sempat menduduki puncak trending YouTube, menandakan antusiasme tinggi dari para penggemar musik.
Respon Penonton: Dari Haru Menjadi Tawa Absurd
Meskipun “Terlalu Cinta” merupakan lagu melankolis yang mengisahkan cinta tak berbalas, banyak penonton film melaporkan bahwa penggunaannya dalam adegan komedi justru menimbulkan kesan lucu atau absurd, alih-alih kesedihan. Film Agak Laen 2 sendiri mengusung genre komedi yang kaya akan adegan jenaka dan tak masuk akal. Kontras antara lirik balada yang mendalam dan visual komedi yang disajikan menciptakan efek humor yang khas.
Berbagai komentar di media sosial dan platform video menunjukkan bahwa banyak penonton tertawa saat lagu Lyodra dipadukan dengan adegan-adegan absurd dalam film. Respons ini lebih mengarah pada hiburan dan kelucuan, ketimbang emosi melodramatis yang seharusnya ditimbulkan oleh lagu tersebut. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana sebuah kontras antara musik dan konteks visual dapat menghasilkan efek ironi atau bahkan meme value yang menarik perhatian warganet.
