Logo

Setelah Singapura, Nio Firefly Setir Kanan Ekspansi ke Thailand dan Inggris Mulai 2026

Catur Ariadi
Catur Ariadi
2
Setelah Singapura Nio Firefly Setir Kanan Ekspansi Ke Thailand Dan Inggris Mulai 2026 1

Foto: NIO

Iklan

Produsen mobil listrik asal China, Nio, mengumumkan produksi massal versi setir kanan (RHD) dari model kompaknya, Firefly, dan menempatkan Singapura sebagai tujuan pertama pengiriman. Perusahaan menyatakan rencana ekspansi ke Thailand dan Inggris pada 2026 sebagai bagian dari strategi penetrasi pasar luar China.

Langkah ini dimaksudkan untuk memasuki negara-negara dengan hambatan tarif yang lebih rendah terhadap kendaraan listrik asal China. Strategi tersebut diambil setelah evaluasi biaya dan hambatan tarif di sejumlah wilayah, termasuk Uni Eropa.

Nio memulai produksi massal NIO Firefly versi setir kanan pada 18 November 2025. Batch pertama unit RHD dialokasikan untuk pasar Singapura, di mana Firefly diposisikan sebagai kendaraan urban dengan sentuhan premium.

Nio Firefly Versi Setir Kanan Segera Meluncur di Singapura, Indonesia Menyusul?

Fokus Pada Negara Tanpa Tarif Tinggi

Ekspansi saat ini diprioritaskan ke negara yang tidak menerapkan tarif impor tinggi terhadap EV buatan China. Bea masuk sekitar 31 persen di Uni Eropa disebut membuat harga Firefly di sana jauh lebih tinggi dibanding pasar domestik, sehingga strategi penjualan di kawasan itu kurang efisien.

Selain Inggris dan Thailand, perusahaan juga mencatat negara setir kanan lain seperti Australia dan Selandia Baru serta sejumlah negara Asia Tenggara sebagai pasar prioritas, meski realisasi penjualan diperkirakan berjalan bertahap untuk membangun kepercayaan konsumen.

Spesifikasi Dan Teknologi Firefly

Setelah Singapura Nio Firefly Setir Kanan Ekspansi Ke Thailand Dan Inggris Mulai 2026
Foto: NIO

Firefly EV hadir sebagai hatchback listrik kompak dengan fitur desain khas berupa lampu depan melingkar, atap hitam, handle pintu rata, serta overhang depan dan belakang yang pendek. Dimensinya mencakup panjang 4.003 mm, lebar 1.781 mm, tinggi 1.557 mm, dengan wheelbase 2.615 mm.

Interiornya dilengkapi layar tengah mengambang 13,2 inci, panel instrumen LCD 6 inci, dan sistem audio 14 speaker. Kabinnya dirancang dengan sentuhan premium, lengkap dengan pencahayaan ambient dan kapasitas bagasi yang dapat diperluas hingga 1.253 liter saat kursi belakang dilipat.

Model ini ditenagai motor listrik 105 kW dengan torsi 200 Nm, serta baterai LFP berkapasitas 42,1 kWh yang mampu memberikan jarak tempuh hingga 420 km (CLTC). Pengisian cepat 100 kW memungkinkan pengisian 10–80% dalam waktu sekitar 29 menit. Firefly juga mendukung teknologi Vehicle-to-Load (V2L) dan menggunakan rangka aluminium dengan pendinginan cair untuk baterai.

CEO Nio, William Li, sebelumnya menyebut bahwa Firefly generasi berikutnya akan dibekali opsi baterai lebih besar dari 63 kWh, meningkatkan jarak tempuh secara signifikan. Firefly tidak kompatibel dengan stasiun swap CATL, tetapi akan mendukung stasiun penukaran baterai generasi kelima milik Nio mulai 2026.

Harga dan Posisi Pasar NIO Firefly di China

Firefly pertama kali diluncurkan di China pada 19 April 2025. Di pasar domestik, harga resmi berkisar antara 119.800–125.800 yuan (sekitar USD 16.850–17.700 atau Rp269 juta–Rp283 juta).

Dengan skema Battery-as-a-Service (BaaS), harga dapat turun menjadi 79.800 yuan (sekitar USD 11.230 atau Rp179 juta). Di pasar Eropa sebelum pemberlakuan tarif, Firefly dijual mulai 279.900 NOK di Norwegia dan 29.900 euro di Belanda serta Belgia.

Berdasarkan data perusahaan, Nio berhasil mengirimkan 26.009 unit Firefly di China dari April hingga Oktober 2025, menandakan permintaan domestik yang kuat.

Sinyal Masuk Ke Indonesia

Nio juga menunjukkan langkah awal menuju Indonesia dengan mendaftarkan desain industri Firefly di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) RI. Pendaftaran mencakup elemen bumper depan dan belakang yang menjadi ciri khas model tersebut.

Langkah pendaftaran ini menandai potensi masuknya Firefly ke pasar Indonesia, di mana model ini berpeluang bersaing di segmen EV kompak entry-level bersama model seperti BYD Atto 1 dan Honda Super One. Tantangan di pasar lokal meliputi pembangunan jaringan distribusi, layanan purnajual, serta upaya membangun kepercayaan konsumen.

Iklan
Iklan