Harga Emas Antam Terbang Tinggi, Tembus Rp2,561 Juta per Gram

Iklan

Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa, 23 Desember 2025. Emas Antam Logam Mulia untuk satuan 1 gram dibanderol Rp2.561.000, melonjak signifikan Rp59.000 dari posisi perdagangan sebelumnya. Kenaikan ini memperpanjang tren positif selama tiga hari berturut-turut, dengan total lonjakan mencapai Rp78.000.

Lonjakan harga Antam ini sejalan dengan penguatan harga emas global yang juga menembus rekor. Di pasar spot internasional, harga emas dunia pada Senin, 22 Desember 2025, ditutup pada US$4.455,8 per troy ons, melesat 2,6% dibandingkan akhir pekan lalu dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pada pagi hari ini, Selasa, 23 Desember 2025, harga emas global kembali menguat tipis ke US$4.458,53 per troy ons.

Faktor Pendorong Rekor Emas Antam

Kenaikan fantastis harga emas Antam tidak terlepas dari sejumlah faktor fundamental yang mendorong harga logam mulia di pasar global dan domestik. Salah satu pemicu utama adalah meningkatnya ketegangan geopolitik. Konflik di Benua Amerika, seperti memanasnya hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela yang berujung pada blokade minyak, serta ketegangan di Benua Eropa dengan serangan Ukraina terhadap kapal tanker minyak Rusia di Laut Mediterania, telah mendorong investor mencari aset ‘safe haven’ seperti emas.

Selain itu, pelemahan nilai tukar dolar AS juga turut mengerek harga emas. Logam mulia yang diperdagangkan dalam denominasi dolar AS ini menjadi lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain ketika dolar melemah. Di sisi domestik, pelemahan nilai tukar rupiah yang mendekati level terendah sepanjang sejarah juga menjadi salah satu faktor pendorong lonjakan harga emas Antam.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) juga memberikan dorongan signifikan. Para pedagang bertaruh pada setidaknya dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun depan, menyusul data inflasi dan tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan. Kebijakan moneter yang lebih longgar cenderung membuat emas lebih menarik karena mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil bunga.

Iklan

Permintaan Investor dan Performa Tahunan

Permintaan yang kuat dari bank sentral global serta arus masuk besar ke produk investasi berbasis emas, seperti Exchange-Traded Fund (ETF), juga menjadi penopang utama. Bank sentral di berbagai negara terus meningkatkan cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian ekonomi global sebagai langkah antisipasi krisis. World Gold Council mencatat bahwa ETF emas fisik berada di jalur untuk arus masuk terbesar sejak tahun 2020, menarik US$82 miliar sejauh tahun ini.

Harga pembelian kembali (buyback) emas Antam juga ikut melonjak, mencapai rekor tertinggi baru di Rp2.420.000 per gram, bertambah Rp59.000 dari hari sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pasar memiliki likuiditas yang baik dan kepercayaan terhadap nilai emas terus meningkat.

Secara tahunan, kinerja emas sangat impresif. Sepanjang tahun 2025 (year-to-date), harga emas telah melonjak 69,8% secara point-to-point, menuju kenaikan tahunan terbaiknya sejak tahun 1979. Ini menggarisbawahi peran emas sebagai lindung nilai yang efektif terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Proyeksi dan Saran Investasi

Para analis memproyeksikan kilau emas akan terus berlanjut hingga tahun 2026. Goldman Sachs, misalnya, telah menaikkan target harga emas menjadi US$4.900 per troy ons pada Desember 2026, dari proyeksi sebelumnya US$4.300. Sementara itu, J.P. Morgan memprediksi harga emas akan mencapai US$4.000 per ons pada tahun 2026. Konsensus pasar secara umum memperkirakan harga emas berpotensi menembus US$5.000 per ons.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa selain permintaan berkelanjutan dari bank sentral global, pasar juga tengah mengantisipasi potensi eskalasi ketegangan geopolitik, khususnya di kawasan Karibia dan Laut China Selatan. Faktor-faktor ini diperkirakan akan terus mendukung kenaikan harga emas.

Dalam menghadapi tren kenaikan ini, strategi bagi investor yang dinilai paling relevan saat ini adalah menahan kepemilikan (hold) dan melakukan pembelian saat harga terkoreksi (buy on dip). Emas tetap dianggap sebagai pilihan investasi yang menjanjikan dan aman di tengah gejolak pasar global.

Iklan