Debut Global Avatar: Fire and Ash Lampaui Ekspektasi, Raup Rp5,7 Triliun secara Global

Iklan

Film Avatar: Fire and Ash berhasil menggebrak pasar global dengan pendapatan mencapai $345 juta atau sekitar Rp5,78 triliun pada akhir pekan debutnya. Angka ini menempatkan film terbaru James Cameron sebagai debut global terbaik kedua tahun ini dan membuka jalan untuk rekor-rekor blockbuster lainnya.

Menurut perkiraan studio pada Minggu (21/12), kesuksesan ini menunjukkan bahwa dunia Pandora masih memiliki daya tarik kuat di mata penonton 16 tahun setelah saga Avatar pertama kali dirilis. Film ketiga dalam franchise fiksi ilmiah ini meraup $88 juta dari pasar domestik Amerika Utara dan $257 juta dari pasar internasional.

Pendapatan pembukaan Fire and Ash hanya kalah dari Zootopia 2 yang mencatatkan $497,2 juta pada tiga hari pertama penayangannya di tahun 2025. Film Avatar ini diprediksi akan terus meraup keuntungan signifikan selama periode liburan mendatang.

Meski demikian, debut Fire and Ash sedikit di bawah ekspektasi dibandingkan film sebelumnya, Avatar: The Way of Water, yang dirilis pada 2022. Film kedua itu mencetak pendapatan global $435 juta dengan $134 juta di Amerika Utara. Di pasar domestik, Fire and Ash mengalami penurunan sekitar 35% dari film sebelumnya.

Sinopsis Avatar: Fire and Ash Tampilkan Perang Antar Suku Na’vi

Ulasan Bervariasi, Potensi Jangka Panjang Tetap Tinggi

Ulasan untuk Fire and Ash menunjukkan hasil yang lebih beragam, dengan skor 68% fresh di Rotten Tomatoes, skor terendah dalam seri Avatar. Namun, kekurangan ini dianggap relatif mengingat standar tinggi yang telah ditetapkan oleh dua film sebelumnya.

Kedua film Avatar sebelumnya termasuk dalam tiga film terlaris sepanjang masa. Kesuksesan mereka tidak hanya bergantung pada pendapatan pembukaan yang besar, tetapi juga pada daya tahan yang kuat di bioskop dalam jangka waktu lama. Avatar (2009) yang dibuka dengan $77 juta di dalam negeri, mampu bertahan di puncak selama tujuh minggu dan akhirnya meraup $2,92 miliar di seluruh dunia. The Way of Water juga menunjukkan ketahanan serupa, mengumpulkan $2,3 miliar secara global.

Iklan

David A. Gross, konsultan film yang menerbitkan buletin angka box office, menyatakan, “Yang membuat film-film itu menjadi film terlaris nomor 2 dan 3 sepanjang masa adalah apa yang terjadi setelah pembukaannya.”

Agar Fire and Ash mengikuti jejak kesuksesan tersebut, film ini membutuhkan penjualan tiket yang kuat dan berkelanjutan. Sejauh ini, promosi dari mulut ke mulut yang positif menjadi modal penting, terbukti dengan skor CinemaScore “A” dari penonton.

James Cameron sendiri berulang kali menekankan bahwa kinerja Fire and Ash sangat krusial untuk kelanjutan film-film Avatar berikutnya. Film keempat dan kelima sudah dalam tahap penulisan naskah, namun persetujuannya bergantung pada kesuksesan film ketiga ini.

Anggaran Besar, Investasi Krusial

Produksi Fire and Ash dilaporkan menelan biaya setidaknya $400 juta, menjadikannya salah satu film termahal yang pernah dibuat. Paul Dergarabedian, analis media senior untuk Comscore, menjelaskan, “Anda tidak bisa menciptakan dunia Pandora dengan biaya murah.”

“Jika Anda ingin membuat film 3D, film epik berdurasi tiga jam 17 menit, itu membutuhkan investasi besar berupa uang, waktu, dan sumber daya, dan kemudian Anda harus berharap penonton ingin sekali lagi ikut menikmati perjalanan itu,” tambah Dergarabedian.

Film ini sangat diuntungkan oleh penayangan format premium, yang menyumbang 66% dari pendapatan akhir pekan debutnya. Mayoritas penonton, sekitar 56%, memilih pengalaman menonton dalam format 3D.

Secara internasional, Fire and Ash menunjukkan performa yang sangat kuat. Tiongkok menjadi pasar terkuat dengan pendapatan akhir pekan pembukaan mencapai $57,6 juta, melampaui kedua film Avatar sebelumnya.

Iklan