Detak.Media — Spekulasi mengenai masa depan Ruben Amorim di Manchester United kembali menguat setelah komentarnya yang emosional usai kekalahan dari Grimsby Town di Piala Liga. Ucapan itu sempat ditafsirkan sebagai sinyal pengunduran diri, meski sang pelatih kemudian menegaskan dirinya tetap berkomitmen memimpin tim.
Amorim kala itu mengatakan, “Kadang saya ingin berhenti, kadang saya ingin bertahan 20 tahun di sini. Kadang saya benci pemain saya, kadang saya sangat mencintai mereka.” Pernyataan tersebut langsung memicu rumor bahwa ia akan meninggalkan Old Trafford lebih cepat.
Namun, dalam konferensi pers berikutnya, Amorim menjelaskan bahwa komentarnya tidak mencerminkan niatan mundur. “Saya merasakan hal itu setelah pertandingan. Tapi sekarang saya tidak lagi berpikir begitu,” tegasnya, dikutip dari laman resmi klub. Meski demikian, ia juga mengakui tidak bisa menjamin posisinya aman setelah jeda internasional mendatang.
Formasi 3-4-3 Dipertanyakan
Selain ucapan emosionalnya, metode kepelatihan Amorim turut menjadi sorotan. Ia konsisten menerapkan formasi 3-4-3. Skema ini sempat sukses di Sporting CP, tetapi di Premier League kerap menemui kendala.
Tiga bek United dinilai rapuh menghadapi pressing cepat, sementara kreativitas lini depan juga dianggap kurang tajam. Kondisi ini membuat sebagian pihak di internal klub, seperti dilaporkan The Guardian, mulai meragukan efektivitas pendekatan Amorim.
Rencana Pertemuan dengan Petinggi Klub
Direktur sepak bola Jason Wilcox disebut sudah memahami peliknya situasi Amorim. Menurut laporan The Guardian, ketegangan ini diperkirakan akan mencapai puncak pada jeda internasional mendatang, ketika Amorim dijadwalkan menggelar pembicaraan dengan jajaran petinggi klub.
Momen krusial itu juga bertepatan dengan laga Liga Inggris melawan Burnley akhir pekan ini. Pertandingan tersebut dianggap wajib dimenangkan Manchester United untuk menghentikan tren negatif di awal musim. Jika “Setan Merah” kembali terpeleset, peluang Amorim untuk benar-benar meninggalkan posisinya semakin terbuka, meskipun manajemen sejauh ini masih menyuarakan dukungan terhadap sang pelatih.
Tekanan Semakin Besar
Pendukung United mulai vokal menuntut perubahan. Mereka menilai formasi 3-4-3 membuat tim kehilangan identitas menyerang yang selama ini melekat pada klub. Manajemen sejauh ini masih memberi dukungan, namun situasi jelas rapuh.
Dengan jadwal padat setelah jeda internasional, masa depan Amorim akan ditentukan dalam beberapa pekan mendatang: apakah ia diberi waktu lebih lama, atau MU kembali harus memulai era baru dengan pelatih berbeda.