Francesco Bagnaia Jadi Sorotan karena Tampil Buruk di Sprint Race MotoGP Australia 2025

Sumber: Racesport
Musim MotoGP 2025 kembali memunculkan malam yang sulit bagi Francesco Bagnaia. Pada sprint race MotoGP Australia 2025 di Sirkuit Phillip Island, Sabtu (18-10-2025), juara dunia dua kali itu hanya mampu finis di posisi ke-19, tertinggal 32,408 detik dari pemenang lomba.
Hasil ini semakin mengejutkan karena pada sesi latihan Jumat, Bagnaia sempat menunjukkan tanda-tanda positif dengan catatan waktu kompetitif. Namun performa pebalap Italia itu merosot drastis sejak kualifikasi hingga sprint hari Sabtu.
Penurunan Di Kualifikasi Dan Awal Sprint
Di sesi kualifikasi, Bagnaia hanya menempati posisi ke-11 dan mendapat penalti turun tiga posisi karena dianggap menghalangi pebalap lain. Penalti membuatnya memulai sprint dari urutan ke-14.
Begitu balapan dimulai, Bagnaia langsung kehilangan posisi. Pada lap pembuka ia turun beberapa tempat, memasuki lap ketiga berada di posisi ke-16, lalu merosot ke urutan ke-20 pada lap kelima. Dia akhirnya menutup sprint di posisi ke-19, hanya berada satu tingkat di atas rekan sementimya, Michele Pirro.
Kecepatan Yang Jauh Dari Kompetitif
Analisis data menunjukkan Bagnaia kesulitan mempertahankan ritme lomba. Rata-rata kecepatannya 2,504 detik lebih lambat per lap dibanding pemenang, Marco Bezzecchi (Aprilia), yang sempat kehilangan posisi akibat kesalahan pada lap keenam sebelum merebut kemenangan sprint.
Menariknya, tidak ada satu pun pembalap Ducati yang naik podium pada sprint ini sebuah kejadian pertama sejak era sprint race diperkenalkan.
| Rider | Tim | Finis | Gap Ke Pemenang | Catatan Kecepatan |
|---|---|---|---|---|
| Marco Bezzecchi | Aprilia | 1 | 0:00,000 | Pemenang sprint |
| Francesco Bagnaia | Ducati | 19 | 0:32,408 | Rata-rata 2,504 s/lap lebih lambat dari Bezzecchi |
| Fabio Di Giannantonio | VR46 (Ducati) | 5 | — | Rata-rata 2,184 s/lap lebih cepat dari Bagnaia |
Perbandingan Waktu
Catatan waktu Bagnaia juga menunjukkan penurunan tajam: dari 1 menit 27,950 detik pada latihan Jumat (dengan ban belakang lunak) menjadi 1 menit 30,064 detik saat sprint. Penurunan ini mencerminkan masalah konsistensi kecepatan sepanjang 13 lap sprint.
Pernyataan Bagnaia
Usai balapan, Bagnaia tak menyembunyikan rasa frustrasinya dalam wawancara dengan Sky Sports Italia. Ia menyebut hasil di Phillip Island itu sebagai sesuatu yang memalukan karena motor terasa tidak stabil sepanjang balapan.
“Sulit diterima dan mengecewakan, baik bagi saya maupun tim, karena kami bekerja sangat keras,” ujar Bagnaia. “Kami benar-benar tidak memahami apa yang sedang terjadi. Saya tidak bilang kami sekuat di Motegi, tapi seharusnya cukup kompetitif untuk finis di lima besar.”
Bagnaia juga mengatakan performa motornya mulai terasa aneh sejak kualifikasi. “Saat sprint, saya bahkan kesulitan mempertahankan kecepatan yang biasa saya miliki. Kami hanya bisa mencoba memahami apa yang salah,” tambahnya.
Dalam sesi tanya jawab lain, ia menggambarkan dirinya seperti penumpang pada motor yang terus goyang. “Di sprint, saya benar-benar hanya jadi penumpang. Saya harus beberapa kali menutup gas agar motor tidak terlalu goyang,” ujarnya. Ia juga menyorot bahwa kehadiran Marc Marquez bila ikut balapan mungkin akan mengubah hasil Ducati. “Kalau Marc ada di sini, saya yakin dia bisa naik podium. Tapi, saya sendiri tak bisa membuat motor berhenti bergerak,” ucap Bagnaia.
Implikasi Untuk Ducati Di Sprint
Kegagalan menempatkan motor Ducati di podium pada sprint kali ini menjadi sinyal bahwa tim pabrikan perlu meninjau kembali set-up dan konsistensi performa menjelang race utama. Meski pada lintasan yang sama Ducati sempat menang di Motegi, hasil di Phillip Island menunjukkan variabilitas performa yang belum terpecahkan.
