Daftar 10 Film yang Paling Banyak Dicari di Google Indonesia Tahun 2025
Situs pencarian Google merilis daftar 10 film dan serial teratas yang paling banyak dicari di Indonesia sepanjang tahun 2025. Salah satu yang berhasil masuk dalam daftar bergengsi ini adalah film drama garapan sutradara Reza Rahadian, berjudul “Pangku”.
Kabar gembira ini diumumkan langsung oleh Reza Rahadian dan tim produksi “Pangku” melalui unggahan di akun media sosial Instagram @filmpangku. Unggahan tersebut dipantau di Jakarta pada Jumat.
“Terima kasih banyak ya teman-teman yang udah kepoin perjalanan Sartika lewat google! Film Pangku terpilih menjadi salah satu film yang paling dicari di @googleindonesia versi Google’s Year in Search 2025,” tulis akun Instagram tersebut.
Program “Google’s Year in Search” secara tahunan mengukur tren dan minat masyarakat terhadap berbagai kategori, termasuk film dan serial. Masuknya “Pangku” ke dalam daftar pencarian teratas 2025 mengindikasikan film tersebut menjadi salah satu sinema Indonesia yang paling menarik perhatian pengguna Google di tahun tersebut.
Berikut adalah daftar lengkap 10 judul film dan serial yang paling banyak dicari di Google Indonesia pada tahun 2025:
Jumbo
Film animasi Indonesia ini mengisahkan petualangan seorang anak bernama Don yang berupaya membuktikan diri kepada teman-temannya. Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, “Jumbo” merupakan karya debutnya di layar lebar.
Film ini menonjolkan animasi berkualitas tinggi yang jarang ditemui di produksi lokal sebelumnya, dengan visual penuh warna dan karakter yang hidup. Kesuksesannya di bioskop terbukti dengan lebih dari 10 juta penonton, menjadikannya film animasi terlaris sepanjang masa di Indonesia.
Selain hiburan, film ini juga menyisipkan pesan moral tentang keberanian, persahabatan, dan pentingnya menghargai perbedaan.
Sore: Istri Dari Masa Depan
Film fiksi ilmiah romantis ini disutradarai Yandy Laurens dan dibintangi Dion Wiyoko serta Sheila Dara Aisha. Cerita mengeksplorasi hubungan unik antara seorang pria dan istrinya yang datang dari masa depan, menghadirkan konflik emosional sekaligus pertanyaan filosofis tentang takdir dan pilihan hidup.
Film ini menonjolkan efek visual futuristik yang dipadu dengan soundtrack modern, sehingga memberikan pengalaman sinematik yang jarang ditemui di perfilman Indonesia.
Komang
Diangkat dari lagu populer karya Raim Laode, film drama ini menceritakan kisah romansa dua insan yang berbeda agama, mengangkat tema toleransi dan persatuan di tengah perbedaan.
Disutradarai Naya Anindita, film ini menampilkan Aurora Ribero dan Kiesha Alvaro dalam chemistry yang memikat penonton. Selain drama percintaan, film ini juga menyoroti konflik sosial yang relevan di masyarakat, membuatnya lebih dari sekadar kisah cinta biasa.
Pangku
Film debut Reza Rahadian sebagai sutradara ini berfokus pada perjalanan hidup karakter utama, Sartika, yang diperankan Claresta Taufan.
Penampilan Fedi Nuril menambah daya tarik film ini, dengan adegan emosional yang mendalam. “Pangku” mendapatkan pengakuan internasional setelah meraih penghargaan di Festival Film Busan, Korea Selatan, dan dianggap sebagai salah satu karya yang menandai era baru perfilman Indonesia yang matang dalam penceritaan karakter dan drama keluarga.
Pabrik Gula
Film horor supranatural ini merupakan adaptasi dari cerita populer karya SimpleMan dan disutradarai Awi Suryadi, yang sebelumnya sukses dengan “KKN di Desa Penari”.
Cerita mengikuti sekelompok pekerja musiman yang menghadapi teror mistis di pabrik gula tua, dengan atmosfer mencekam yang memanfaatkan lokasi nyata dan sinematografi gelap. Film ini mendapat pujian karena berhasil memadukan folklore lokal dengan elemen horor modern, serta menekankan ketegangan psikologis selain jump scare.
Pengepungan di Bukit Duri
Film laga menegangkan ini ditulis dan disutradarai Joko Anwar, salah satu sutradara Indonesia yang dikenal dengan ketajaman narasi dan visual. Film ini menggabungkan aksi intens dengan drama sosial, memotret ketegangan akibat diskriminasi dan konflik lingkungan urban.
Dengan koreografi laga yang realistis, “Pengepungan di Bukit Duri” menawarkan ketegangan yang membaur dengan kritik sosial, menjadikannya lebih dari sekadar film aksi biasa.
Perayaan Mati Rasa
Film drama keluarga ini diperankan, disutradarai, dan diproduksi oleh Umay Shahab, dengan penampilan Iqbaal Ramadhan dan Dwi Sasono.
Film ini menggali isu emosional dan dinamika interaksi dalam keluarga, termasuk konflik generasi, persahabatan, dan pencarian identitas. Narasinya mengalir natural dan menghadirkan momen-momen hangat serta menyentuh hati, sehingga bisa dinikmati seluruh anggota keluarga.
Final Destination: Bloodlines
Sekuel keenam dari waralaba horor supranatural Amerika Serikat ini menceritakan sekelompok orang yang berjuang menghindari kematian setelah lolos dari tragedi mematikan.
Film ini kembali menghadirkan ketegangan khas franchise “Final Destination”, dengan cara-cara unik kematian yang digambarkan secara visual spektakuler. “Bloodlines” menambahkan elemen cerita baru berupa keterkaitan keluarga, menjadikan kisahnya lebih personal sekaligus menegangkan.
Norma: Antara Mertua dan Menantu
Film Indonesia ini diadaptasi dari kisah nyata Norma Risma dan disutradarai Guntur Soeharjanto. Ceritanya mengeksplorasi isu perselingkuhan dalam rumah tangga, tekanan sosial, dan konflik antara generasi serta peran mertua. Dengan akting yang kuat dari para pemerannya, film ini menghadirkan drama rumah tangga yang realistis, penuh emosi, dan mengundang refleksi bagi penonton.
Qodrat 2
Sekuel dari film horor religi Qodrat (2022) ini kembali mengikuti kisah Ustad Qodrat (Vino G Bastian) dalam menghadapi teror iblis dan kesurupan massal. Disutradarai Charles Gozali, film ini memadukan elemen horor, religi, dan laga, menampilkan efek visual yang menegangkan serta alur cerita yang memikat.
Qodrat 2 juga memperluas dunia film horor religi Indonesia dengan pengembangan karakter yang lebih dalam, sehingga memberikan pengalaman horor yang lebih kaya secara naratif.