Logo

Tunku Mahkota Johor Tuding FIFA Halangi Banding FAM ke Pengadilan Arbitrase Olahraga

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
5
Tunku Mahkota Johor Tuding FIFA Halangi Banding FAM ke Pengadilan Arbitrase Olahraga

Foto: Instagram/hrhcrownprinceofjohor

Iklan

Tunku Mahkota Johor (TMJ), Ismail Ibni Sultan Ibrahim, kembali melontarkan pernyataan kontroversial terkait upaya banding FAM ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Ia menuding badan sepak bola dunia, FIFA, mencoba menghalangi proses tersebut.

FAM telah mengajukan banding ke CAS menyusul sanksi yang diberikan FIFA terkait status naturalisasi tujuh pemainnya. Banding ini merupakan langkah terakhir Malaysia untuk membuktikan diri di hadapan otoritas sepak bola internasional.

Menurut TMJ, ada oknum di FIFA yang berupaya menggagalkan upaya banding FAM. Ia mengklaim bahwa pejabat FIFA sempat menyarankan Presiden Kehormatan FAM, Tan Sri Hamidin Mohd Amin, untuk tidak melanjutkan banding ke CAS.

“Mereka tidak ingin kami membawanya ke CAS. Mereka secara pribadi mengatakan kepada Hamidin untuk tidak membawanya ke sana,” ujar TMJ, mengutip laporan Scoop. Ia menambahkan, “Saya tidak yakin apakah mereka takut atau tidak, tetapi Anda dapat bertanya pada Tan Sri Hamidin sendiri. Mereka bahkan mengancam bahwa jika kami banding ke CAS, akan ada penangguhan atau hukuman yang lebih keras.”

Sanksi FIFA dan Tuduhan Pemalsuan Dokumen

FAM sebelumnya dijatuhi sanksi oleh FIFA karena tujuh pemain naturalisasinya diduga tidak memiliki darah Malaysia. Dalam investigasinya, FIFA menemukan adanya indikasi pemalsuan dokumen, yang menimbulkan pertanyaan besar mengenai siapa pelakunya.

Akibatnya, FAM didenda sebesar 350 ribu Franc Swiss, setara dengan sekitar Rp 7,2 miliar. Ketujuh pemain yang bersangkutan, yakni Gabriel Palermo, Rodrigo Holgado, Facundo Garces, Jon Irazabal, Joao Figueiredo, Hector Hevel, dan Imanol Machuca, juga dikenai denda serta larangan bermain selama satu tahun.

Upaya banding awal FAM ke komite banding FIFA telah ditolak. TMJ sempat melontarkan kritik terhadap FIFA, menyebut keputusan badan tersebut bermuatan politis. FIFA kemudian merinci kesalahan FAM dalam proses naturalisasi pemain, termasuk dugaan pemalsuan dokumen yang memicu kemarahan publik Malaysia. Kini, CAS menjadi harapan terakhir FAM untuk melawan keputusan FIFA.

Iklan
Iklan