Toni Kroos Blak-blakan Soal Vinicius Junior: Sikap Emosionalnya Merugikan Kinerja Satu Tim

Sumber: AP Photo/Manu Fernandez
Mantan gelandang Real Madrid, Toni Kroos, kembali menjadi pusat perhatian usai memberikan komentar jujur dan tajam mengenai perilaku Vinicius Junior. Dalam sebuah wawancara, pemain asal Jerman itu menyinggung kebiasaan emosional Vinicius di lapangan yang menurutnya sering memengaruhi stabilitas permainan tim.
Isu mengenai sikap Vinicius memang bukan hal baru. Dalam beberapa musim terakhir, pemain asal Brasil tersebut berkali-kali menjadi sorotan karena reaksi emosionalnya terhadap lawan, wasit, bahkan keputusan pelatih. Situasi semakin memanas setelah insiden di El Clasico, di mana Vinicius terlihat frustrasi saat ditarik keluar oleh Xabi Alonso.
Kroos, yang dikenal dengan karakternya yang tenang dan lugas, akhirnya angkat bicara mengenai apa yang ia lihat selama bertahun-tahun bermain bersama Vinicius.
Perilaku Vinicius Dinilai Merugikan Tim
Menurut Kroos, salah satu masalah terbesar dari Vinicius adalah ekspresi emosinya yang berlebihan. Ia menilai bahwa setiap kali winger asal Brasil itu terpancing emosi, efeknya langsung menjalar ke para pemain lain di Real Madrid.
Kroos menggambarkan bahwa tindakan Vinicius sering kali menyebabkan permainan Los Blancos kehilangan keseimbangan. Ketika sang winger mulai terpancing oleh provokasi, ia cenderung turun level dalam hal fokus dan efektivitas.
“Saya memintanya berhenti berulang kali,” ujar Kroos.
“Rasanya seluruh tim ikut terdampak oleh sikapnya.”
Ketika Vinicius terlibat perseteruan di lapangan, tekanan langsung meningkat. Para pemain lain harus berusaha mengembalikan ketenangan tim, sesuatu yang seharusnya tidak diperlukan jika sang pemain mampu mengendalikan emosinya sendiri.
Vinicius Jadi Target Lawan dan Suporter
Dalam penilaiannya, Kroos juga menjelaskan bahwa tingkah emosional Vinicius membuat situasi pertandingan menjadi jauh lebih sulit bagi Real Madrid. Vinicius kerap menjadi pusat perhatian bukan hanya dari pemain lawan, tetapi juga dari suporter dan wasit.
Gestur tangan yang berlebihan, protes tidak perlu, hingga reaksi terhadap tekel lawan sering kali memicu atmosfer negatif. Situasi itu membuat lawan merasa mudah memancing Vinicius, sementara wasit pun tertekan untuk memberikan keputusan yang lebih tegas.
“Wajar jika hal itu membuat lawan, wasit, dan fans lawan terpancing,” kata Kroos.
“Sebagai tim, kami sering merasa situasi berubah tidak menguntungkan kami karena hal itu.”
Akibatnya, Real Madrid kadang harus bermain bukan hanya melawan 11 pemain lawan, tetapi juga tekanan mental dari seluruh stadion.
Kroos Sering Menjadi Penengah
Selama masa baktinya di Real Madrid, Kroos sering merasa perlu mengambil peran sebagai penengah ketika situasi memanas. Ia menyebut ada banyak momen di mana Vinicius benar-benar kehilangan kendali sehingga perlu diarahkan kembali agar tidak merusak ritme permainan.
Sebagai salah satu figur senior di ruang ganti, Kroos merasa bertanggung jawab untuk menenangkan juniornya itu. Ia ingin memastikan Vinicius dapat fokus pada permainan dan bukan pada drama atau emosi yang tidak produktif.
“Saya mencoba berkali-kali untuk menenangkannya, agar fokusnya tidak hilang,” jelas Kroos.
“Ada saat-saat tertentu dia benar-benar kehilangan kendali.”
Menurut Kroos, pengendalian diri adalah aspek yang harus dimiliki seorang pemain besar, terutama ketika berada di klub sebesar Real Madrid yang penuh tekanan.
Di Balik Kritik, Kroos Akui Kualitas Vinicius Luar Biasa
Meski kritiknya terdengar keras, Kroos menegaskan bahwa ia sama sekali tidak meragukan kemampuan sepak bola Vinicius. Bahkan, ia menganggap sang winger sebagai salah satu pemain paling berbakat yang pernah bermain bersamanya.
Justru karena kemampuan Vinicius sangat tinggi, Kroos berharap sang pemain bisa meninggalkan drama di lapangan. Menurutnya, bakat Vinicius sudah cukup untuk membuatnya menjadi pemain kelas dunia tanpa tambahan perilaku emosional yang merugikan.
“Saya selalu mengatakan kepadanya: Vinicius, kamu sangat hebat. Kamu tidak butuh semua drama itu,” ungkap Kroos.
Kroos percaya bahwa jika Vinicius mampu mengontrol emosinya, ia bisa menjadi salah satu pemain terbaik di dunia dalam beberapa tahun ke depan. Potensi itu sudah terlihat, tetapi konsistensi dan kedewasaan masih perlu ditingkatkan.
Harapan Kroos untuk Masa Depan Vinicius
Dengan pengalaman panjang di level tertinggi, Kroos berharap Vinicius bisa belajar dari kesalahan masa lalu. Ia percaya pemain muda biasanya mengalami fase penuh emosi, tetapi seiring bertambahnya usia, kedewasaan akan datang.
Menurut Kroos, Real Madrid membutuhkan Vinicius dalam performa terbaiknya. Namun itu hanya bisa terwujud jika sang pemain mampu menghindari provokasi dan tetap fokus pada permainan.
“Dia sudah sangat berbakat. Jika ia tetap tenang, ia bisa mencapai level yang luar biasa,” tutup Kroos.
