Thom Haye Kritik Jadwal Liga Indonesia: “Sangat Gila” Main Setelah Natal
Gelandang Persib Bandung, Thom Haye, melayangkan kritik tajam terhadap operator kompetisi sepak bola nasional terkait penjadwalan pertandingan yang dinilai tidak peka. Keputusan untuk menggelar laga hanya dua hari setelah perayaan Natal menuai kekecewaan dari pemain yang merayakannya.
Haye menilai jadwal tersebut tidak hanya mengabaikan aspek teknis, tetapi juga menyangkut sensitivitas waktu ibadah dan kebutuhan pemulihan fisik pemain. Natal tahun ini jatuh pada Kamis, 25 Desember, dan beberapa pertandingan dijadwalkan pada Sabtu, 27 Desember.
Meski kompetisi di negara lain, seperti Liga Inggris dengan tradisi Boxing Day, tetap berjalan di periode akhir tahun, Haye merasa hal tersebut tidak relevan diterapkan di Indonesia. Operator BRI Liga 1 menjadwalkan pertandingan tunda pekan ke-8 pada rentang 27–30 Desember 2025.
Persib Bandung menjadi salah satu tim yang terdampak langsung. Tim berjuluk Maung Bandung dijadwalkan menjamu PSM Makassar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Sabtu malam, 27 Desember 2025. Ini berarti Haye harus kembali merumput hanya dua hari setelah momen penting perayaan Natal.
Dalam pernyataannya, Haye tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Ia secara lugas menyebut penjadwalan tersebut sebagai sesuatu yang “sangat gila”, terutama jika dibandingkan dengan waktu persiapan yang dimiliki tim-tim lain.
“Saya bisa katakan, bagi saya ini sangat gila dengan menempatkan jadwal pertandingan di tanggal 27 Desember. Saya rasa semua tahu mengenai periode ini, jadi bagi kami untuk bermain di periode ini, menurut saya ini gila,” ucap Haye dikutip dari viva.co.id pada (25/12/2025).
Lebih lanjut, Haye menyoroti ketimpangan waktu pemulihan antar tim. Ia merasa situasi ini tidak adil karena tim lain memiliki jeda waktu yang berbeda.
“Terutama jika melihat jadwal pertandingan tim lain, waktu yang mereka miliki, dan kami pada periode ini harus tetap bermain. Jadi, menurut saya ini tidak benar,” tegasnya.
Meskipun demikian, Haye menegaskan bahwa profesionalisme tetap menjadi prioritas utama. Ia dan rekan-rekannya harus menerima keputusan tersebut dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.
“Tapi, di sisi lain, kami juga perlu tahu bahwa kami harus melakukannya. Jadi, kami akan bersiap dan kami juga punya waktu untuk memastikan bahwa kami siap,” tutupnya.
Pernyataan Thom Haye membuka kembali diskusi tentang pentingnya sensitivitas dalam penjadwalan kompetisi di Indonesia. Di tengah tuntutan profesionalisme, kalender pertandingan diharapkan lebih peka terhadap konteks sosial dan keberagaman latar belakang para pemain.