STY vs Pastoor: Beda Pandangan Soal Gagal Timnas ke Piala Dunia

source: Media Indonesia
Timnas Indonesia dipastikan tidak melaju ke Piala Dunia 2026 setelah tersingkir di babak kualifikasi ronde keempat. Keputusan itu memicu perdebatan karena perbedaan pandangan tajam antara mantan pelatih Shin Tae-yong dan staf pelatih era Patrick Kluivert.
Perbedaan sikap muncul menyusul rangkaian hasil di ronde akhir kualifikasi dan pergantian pelatih pada Januari 2025. Kedua figur itu memainkan peran signifikan dalam perjalanan Timnas selama babak kualifikasi.
Perubahan Pelatih dan Hasil Kualifikasi
Shin Tae-yong memimpin Timnas Indonesia sejak ronde pertama dan mengantarkan skuad Merah Putih ke ronde ketiga — catatan terbaik sejarah tim di kualifikasi Piala Dunia. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia melakoni 14 pertandingan dengan rekor enam kemenangan, empat seri, dan dua kalah.
Salah satu puncak prestasi terjadi saat Indonesia menundukkan Arab Saudi 2-0 pada 19 November 2024 di Jakarta. Namun pada Januari 2025, PSSI memutuskan memecat Shin Tae-yong dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih pengganti.
Di bawah Kluivert, Indonesia gagal mempertahankan momentum. Pada ronde keempat, Timnas kalah dari Arab Saudi 2-3 dan dari Irak 0-1 sehingga peluang ke Piala Dunia 2026 tertutup.
Pandangan Shin Tae-yong
Meski tim gagal melaju, Shin Tae-yong berusaha memberi semangat kepada pendukung di Tanah Air. Dalam wawancara dengan Goal Post di YouTube, ia menekankan bahwa pukulan ini bukan akhir dari perjalanan sepak bola Indonesia.
“Saya ingin sampaikan memang sayang sekali kita gagal di babak keempat kualifikasi Piala Dunia tetapi sepak bola tidak berhenti di sana,” ujar Shin.
Respons dan Penilaian Alex Pastoor
Alex Pastoor, yang bertugas sebagai asisten pelatih pada era Kluivert bersama Denny Landzaat, menyampaikan penilaian berbeda. Menurutnya, ambisi lolos ke Piala Dunia 2026 untuk Indonesia tidak realistis mengingat posisi peringkat dunia tim saat ini.
“Tim peringkat 119 dunia mencapai Piala Dunia bukanlah hal yang realistis,” tegas Alex Pastoor. Pernyataan itu memicu reaksi negatif dari warganet Indonesia.
Pastoor menambahkan bahwa pembangunan sepak bola adalah proyek jangka panjang dan seharusnya tidak hanya fokus mengejar tiket Piala Dunia dalam waktu singkat. “Proyek ini seharusnya berlangsung lebih lama daripada hanya mengejar Piala Dunia,” pungkasnya.
Peran Staf Pelatih
Pada era Kluivert, Pastoor dan Denny Landzaat mendampingi sang pelatih sebagai asisten. Kedua tim pelatih memiliki tanggung jawab yang berbeda selama periode pergantian, namun keduanya terlibat langsung dalam upaya mencapai target prestasi tim.
Gagalnya Indonesia ke Piala Dunia 2026 menempatkan fokus pada evaluasi program pengembangan, pengambilan keputusan PSSI, dan strategi jangka panjang untuk menaikkan level kompetitif Timnas.
