Roman Abramovich Didesak Segera Cairkan Dana Penjualan Chelsea untuk Korban Perang Ukraina
Meskipun telah lebih dari tiga setengah tahun berlalu sejak Roman Abramovich menjual klub sepak bola Chelsea, dana hasil penjualan yang dijanjikan untuk membantu korban invasi Rusia ke Ukraina masih belum tersalurkan. Tekanan kini semakin meningkat agar miliarder tersebut menepati janjinya.
Pemerintah Inggris Mendesak Aksi
Pada Rabu (17/12), Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyampaikan kepada anggota parlemen bahwa pemerintahnya telah memberikan izin agar dana penjualan Chelsea dapat disalurkan melalui yayasan kemanusiaan. Starmer secara tegas menyerukan agar Abramovich segera merealisasikan komitmennya.
“Pesan saya kepada Abramovich adalah ini: waktu terus berjalan,” ujar Starmer, seperti dikutip ESPN. “Hormati komitmen yang telah Anda buat dan bayar sekarang juga, dan jika Anda tidak melakukannya, kami siap untuk mengajukan gugatan ke pengadilan agar setiap sen sampai kepada mereka yang hidupnya telah hancur akibat perang ilegal (Vladimir) Putin.”
Dana Terbeku dan Status Kepemilikan
Chelsea secara resmi berpindah tangan dari Abramovich kepada konsorsium yang dipimpin oleh Todd Boehly pada Mei 2022. Transaksi ini terjadi sekitar tiga bulan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, dan merupakan hasil dari desakan pemerintah Inggris. Nilai pengambilalihan klub tersebut dilaporkan mencapai 2,5 miliar Poundsterling.
Abramovich sendiri telah berjanji untuk mendonasikan seluruh hasil penjualan tersebut demi membantu Ukraina. Namun, hingga kini, dana tersebut masih terbeku di salah satu bank di Inggris dan secara hukum masih berstatus sebagai miliknya. Laporan menyebutkan bahwa Abramovich keberatan jika dana tersebut hanya dialokasikan secara spesifik untuk Ukraina.
Sikap Pemerintah dan Pihak Abramovich
Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, telah menegaskan kesiapan pemerintah untuk “melakukan apapun yang diperlukan” guna memastikan dana tersebut sampai ke tangan pihak yang membutuhkan di Ukraina. Sementara itu, pihak Abramovich menolak untuk memberikan komentar terkait isu ini, dengan mengacu pada laporan yang telah diterbitkan oleh BBC.