Produsen Beberkan Penyebab dan Cara Mencegah Degradasi Baterai Mobil Listrik agar Tetap Optimal Bertahun-tahun

Foto: Canva
Kekhawatiran akan penurunan performa baterai atau degradasi masih menjadi bayang-bayang yang menghantui sebagian calon konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik. Banyak yang menduga, penurunan kapasitas ini akan berujung pada biaya penggantian baterai yang mahal di masa mendatang.
Namun, para pakar yang berasal produsen kendaraan listrik menegaskan bahwa degradasi baterai merupakan proses alamiah yang dapat dikelola secara efektif. Kuncinya terletak pada kombinasi inovasi teknologi canggih dan pola penggunaan yang bijak dari pemilik kendaraan.
Degradasi Baterai, Fenomena Alami yang Tak Terhindarkan
Iqbal Taufiqurrahman, Product Planning and Strategy GAC Aion Indonesia, menjelaskan bahwa degradasi adalah sifat fundamental yang melekat pada setiap baterai.
“Siklus pengisian dan pengosongan daya yang terjadi setiap kali kendaraan digunakan akan membuat kapasitas baterai perlahan menurun seiring waktu,” ungkap Iqbal sebagaimana kami kutip dari Kompas.com, Senin (01/12). Ia menambahkan, fenomena ini tidak hanya terjadi pada baterai mobil listrik, melainkan juga pada seluruh perangkat elektronik lainnya.
Meski demikian, Iqbal menggarisbawahi bahwa laju penurunan kapasitas sangat dipengaruhi oleh teknologi baterai yang diimplementasikan. Perkembangan pesat dalam industri baterai beberapa tahun terakhir telah melahirkan sel dan sistem pengelolaan energi yang jauh lebih efisien. Inovasi ini secara signifikan mampu memperlambat laju degradasi baterai.
Mobil listrik generasi terbaru saat ini, sebut Iqbal, rata-rata hanya mengalami penurunan kapasitas sekitar 1 hingga 2 persen per tahun. Angka tersebut tergolong sangat kecil, terutama bagi pengguna yang mengandalkan mobil listrik untuk mobilitas harian di perkotaan. Dengan tingkat degradasi sekecil itu, performa kendaraan dipastikan tetap stabil selama bertahun-tahun tanpa penurunan signifikan pada jarak tempuh.
Peran krusial dalam menjaga stabilitas baterai dimainkan oleh beberapa teknologi mutakhir. Di antaranya adalah sistem manajemen baterai (BMS) yang canggih, sistem pendingin baterai yang lebih presisi, serta penggunaan komposisi kimia sel yang inovatif. Semua elemen ini bekerja sama untuk menjaga temperatur baterai tetap stabil dan mencegah tekanan berlebih.
Beberapa pabrikan bahkan melaporkan hasil uji internal yang menunjukkan bahwa baterai mampu mempertahankan lebih dari 80 persen kapasitasnya, bahkan setelah penggunaan dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Pola Penggunaan Pengaruhi Usia Optimal Baterai
Selain faktor teknis, Iqbal juga menekankan bahwa kebiasaan pengemudi memiliki kontribusi besar terhadap kecepatan degradasi.
“Pola pemakaian seperti terlalu sering melakukan pengisian cepat (fast charging), membiarkan baterai kosong hingga 0 persen, atau selalu mengisi daya hingga 100 persen setiap saat, dapat membuat baterai bekerja lebih keras,” jelas Iqbal. Kondisi ini pada akhirnya akan mempercepat penurunan kapasitas.
Untuk menjaga usia optimal baterai, ia menyarankan pengguna untuk mengisi daya sesuai kebutuhan aktivitas harian dan menghindari fast charging jika memang tidak mendesak. Dengan menerapkan pola pemakaian yang wajar dan teratur, baterai kendaraan listrik disebut dapat mempertahankan daya jauh lebih lama dan secara konsisten memberikan performa terbaik sepanjang usia pakainya.
Garansi Panjang, Wujud Kepercayaan Produsen
Sebagai bentuk jaminan dan kepercayaan, mayoritas produsen mobil listrik kini menawarkan garansi baterai yang sangat panjang, umumnya hingga delapan tahun atau setara 160.000 kilometer. Iqbal menilai, garansi ini menjadi bukti konkret bahwa produsen sangat percaya diri dengan daya tahan dan kualitas baterai yang mereka kembangkan.
Iqbal berharap, edukasi yang lebih komprehensif tentang cara kerja baterai dan praktik penggunaan yang ideal dapat secara signifikan mengurangi kekhawatiran konsumen. Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat diharapkan semakin yakin untuk beralih ke kendaraan listrik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga efisien dalam biaya operasional jangka panjang.
