
Xioami SU7. Foto: Xiaomi Global
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong Xiaomi memperluas investasi di Indonesia, tidak hanya pada produk elektronik tetapi juga pada kendaraan listrik. Dorongan ini muncul setelah pertemuan antara pihak Kemenperin dan perwakilan Xiaomi di Shanghai.
Agus menegaskan pemerintah siap mendukung rencana investasi yang konkret, termasuk peluang produksi lokal untuk model kendaraan listrik seperti SU7. Pernyataan itu disampaikan usai pertemuan yang berlangsung pekan lalu.
Agus bertemu dengan Jon Dove, Associate Government Affairs Director Xiaomi Communications Co Ltd, di Shanghai pada Jumat, 10 Oktober 2025. Pertemuan itu menjadi momen untuk membahas perluasan investasi Xiaomi di Indonesia.
“Xiaomi telah berperan penting dalam memperkuat industri elektronik di Indonesia. Kami sangat menghargai komitmen mereka yang terus berinvestasi dan mengembangkan produk-produknya di sini,” ujar Agus, dikutip Selasa, 14 Oktober 2025.
Pemerintah meminta Xiaomi segera menyusun rencana bisnis lima tahun yang rinci. Dokumen itu diharapkan memuat strategi pengembangan fasilitas produksi, baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan mitra lokal.
“Kami mendorong Xiaomi agar segera menyampaikan business plan yang rinci untuk lima tahun ke depan, guna merealisasikan rencana investasi baru di Indonesia. Rencana tersebut diharapkan mencakup strategi pengembangan fasilitas produksi, baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan mitra lokal,” kata Agus.
Peluang di Sektor Kendaraan Listrik
Pemerintah melihat peluang besar bagi Xiaomi di sektor kendaraan ramah lingkungan. Tren global menuju transportasi bersih menjadi alasan utama dorongan agar Xiaomi menjajaki investasi EV di dalam negeri.
Xiaomi sendiri telah meluncurkan model mobil listrik SU7 di pasar internasional. Menperin berharap model tersebut, atau varian sejenis, dapat hadir dan diproduksi di Indonesia untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik nasional.
“Kami mendorong agar Xiaomi dapat menjajaki investasi pada sektor kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Ini akan memperkaya pilihan kendaraan bagi konsumen Indonesia sekaligus memperkuat ekosistem industri hijau nasional,” kata Agus.
Hingga kini Xiaomi sudah menanamkan investasi sekitar Rp3 triliun di Indonesia. Produk seperti smartphone, tablet, dan TV diklaim diproduksi secara lokal.
Perusahaan juga tercatat sebagai salah satu merek ponsel terlaris di Tanah Air, dengan pangsa pasar mencapai 21 persen pada kuartal kedua 2025. Investasi tersebut dinilai meningkatkan kapasitas produksi, menciptakan lapangan kerja, dan mentransfer teknologi.
Langkah ekspansi Xiaomi sejalan dengan program Making Indonesia 4.0, yang menempatkan sektor elektronik sebagai prioritas strategis pemerintah. Kehadiran kendaraan listrik dari produsen asing yang berinvestasi di dalam negeri diharapkan mempercepat adopsi EV dan memperluas ekosistem hijau nasional.
