Mengenal Pemilik PSIS Semarang, Sosoknya Ternyata ‘Bukan Orang Sembarangan’ di Kancah Nasional

SHUTTERSTOCK/ARTHAPICTURE
PSIS Semarang kembali menjadi sorotan setelah terdegradasi dari Liga 1 musim 2024/2025. Di balik upaya klub kembali ke kasta tertinggi, muncul perhatian pada sosok pemilik yang disebut punya rekam jejak politik.
Nama itu adalah Yoyok Sukawi, pemegang saham mayoritas lewat PT Mahesa Jenar Semarang (MJS) sekaligus menjabat CEO klub. Peran dan latar belakangnya kini ditelaah oleh publik pendukung Laskar Mahesa Jenar.
Peran Yoyok Sukawi Di PSIS
Yoyok bukan wajah baru di lingkungan PSIS. Ia pernah menjabat sebagai manajer klub pada periode 2002–2008 dan kini kembali memimpin sebagai pemilik melalui struktur saham perusahaan.
Setelah degradasi pada musim 2024/2025, manajemen PSIS aktif memburu pemain dan pelatih berpengalaman. Langkah itu disebut-sebut didukung komitmen finansial dari pemilik untuk mengembalikan prestise klub.
Latar Belakang Politik
Di luar sepak bola, Yoyok memiliki kiprah di dunia politik. Ia tercatat sebagai mantan anggota DPR RI periode 2019–2024 dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah I.
Yoyok meraih kursi legislatif setelah memperoleh 68.366 suara melalui Partai Demokrat. Dalam masa jabatannya, ia bertugas di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, olahraga, pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda, dan perpustakaan.
Asal-Usul dan Jejak Keluarga
Nama lahirnya adalah Alamsyah Satyanegara Sukawijaya. Karier politik Yoyok dinilai berlanjut dari basis keluarga; ayahnya, Sukawi Sutarip, pernah menjabat Wali Kota Semarang pada periode 2000–2010.
Sejarah Singkat PSIS
PSIS Semarang berdiri pada 18 Mei 1932 dengan nama awal Voetbalbond Indonesia Semarang. Klub ini mulai menonjol setelah menjuarai Perserikatan pada 1987.
- 1987: Juara Perserikatan; salah satu pemain legendaris era itu, Ribut Waidi, tercatat menjadi penentu kemenangan di final SEA Games 1987 melawan Malaysia.
- 1998/1999: Juara Liga Indonesia setelah menundukkan Persebaya.
- 2008: Pernah mengalami degradasi pada akhir kompetisi Liga Super Indonesia.
- 2017: Kembali naik ke Liga 1 setelah finis ketiga di Liga 2.
- 2024/2025: Terdegradasi setelah menempati posisi terakhir klasemen Liga 1.
Upaya Klub Pasca-Degradasi
Musim turun kasta memaksa PSIS melakukan pembenahan cepat. Selain mendatangkan pemain dan pelatih baru, manajemen menyatakan komitmen untuk mengembalikan klub ke kompetisi tertinggi.
Peran pemilik dalam penyediaan anggaran dan arah kebijakan dinilai krusial untuk mewujudkan target tersebut.
Informasi terkait kepemilikan, latar belakang politik, dan sejarah singkat klub menjadi rujukan bagi pendukung yang berharap PSIS segera kembali bersaing di level atas.
