Logo

Laku Keras Di Vietnam, VinFast Masih Kesulitan Tembus Pasar Indonesia

Catur Ariadi
Catur Ariadi
15 Oktober 20250
Laku Keras Di Vietnam Vinfast Masih Kesulitan Tembus Pasar Indonesia

Penjualan VinFast VF5 yang Belum Memuaskan. Foto: VinFast Auto

Iklan

VinFast, produsen mobil listrik asal Vietnam, tercatat agresif mengimpor unit kendaraan ke Indonesia sepanjang Januari–September 2025. Berdasarkan data resmi Gaikindo, total unit yang masuk mencapai 15.168 unit dalam sembilan bulan pertama.

Meski jumlahnya besar, realitas pasar menunjukkan kondisi yang jauh berbeda. Data VIVA Otomotif per 14 Oktober memperlihatkan bahwa mayoritas mobil VinFast masih belum terserap konsumen pribadi di Tanah Air.

Dari total impor tersebut, VF e34 tercatat terjual sebanyak 1.407 unit, namun hampir seluruhnya digunakan sebagai armada taksi listrik, bukan untuk kepemilikan pribadi. Sementara itu, model yang paling diminati konsumen individu adalah VF 3, dengan penjualan 1.355 unit. Model lainnya mencatat angka sangat kecil: VF 5 hanya 63 unit, VF 6 Eco 2 unit, VF 6 Plus 10 unit, dan VF 7 Eco 4 unit.

Secara keseluruhan, penjualan dari pabrikan ke dealer (wholesales) hanya 2.841 unit, sedangkan penjualan ke konsumen (retail) tercatat 2.628 unit. Dari jumlah lebih dari 15 ribu unit, rasio penyerapan ke konsumen hanya sekitar 17 persen. Artinya, sebagian besar mobil VinFast masih menganggur di gudang dan belum menemukan pembeli.

Fenomena ini mencerminkan kontras tajam dengan kondisi di Vietnam, di mana VinFast memecahkan rekor penjualan dengan menjual lebih dari 100 ribu unit mobil listrik dalam sembilan bulan pertama 2025. Strategi ekspansi agresif yang sukses di negara asalnya tampaknya belum mampu diterjemahkan ke pasar Indonesia.

Dominasi VinFast di Vietnam: Jual 100.000 Mobil Listrik dalam 9 bulan

VinFast sebelumnya menaruh harapan pada model VF 3 dan VF 5 untuk mendorong volume penjualan di segmen terjangkau. Namun kenyataannya, kontribusi terbesar justru datang dari VF e34 yang digunakan sebagai armada taksi listrik, bukan konsumen individu.

VinFast masih memiliki tantangan besar untuk menembus pasar Indonesia. Selain membangun kepercayaan konsumen terhadap merek baru, dukungan layanan purna jual dan jaringan charging yang memadai menjadi faktor kunci agar ribuan unit mobil listrik mereka bisa terserap pasar.

Dengan kondisi saat ini, VinFast harus bergerak cepat untuk memperkuat posisi mereknya di Indonesia, agar ambisi mereka menaklukkan pasar mobil listrik Asia Tenggara tidak berakhir dengan tumpukan mobil yang menganggur di gudang.

Iklan
Iklan