Logo

JDT Bikin Malaysia Super League Jadi ‘Liga Petani’: 8 Laga, 24 Poin

Yusril Fahmi
Yusril Fahmi
27 Oktober 20250
Jdt Bikin Malaysia Super League Jadi Liga Petani 8 Laga 24 Poin

source: detik

Iklan

Johor Darul Takzim (JDT) semakin mempertegas dominasinya di Malaysia Super League usai memukul DPMM 10-0 pada laga pekan ke-8, Sabtu (25/10). Kemenangan telak itu menambah bukti bahwa klub asal Johor itu berada dalam level jauh di atas kompetisi domestik.

Gol cepat pada menit ke-9 dan kartu merah untuk pemain DPMM, Syafiq Shariff, mempercepat runtuhnya perlawanan tamu. JDT sudah memimpin 4-0 di babak pertama berkat hattrick Bregson, lalu menambah enam gol di babak kedua untuk menutup laga dengan skor telak.

Dominasi Musiman JDT

Hasil melawan DPMM bukan sekadar kebetulan atau momen tunggal. Sejak merebut gelar pertama pada 2014, JDT hampir tak terbendung di kompetisi domestik.

Mulai juara pada 2014, JDT lalu mengoleksi gelar berturut-turut sampai sebelas kali dan kini membidik gelar ke-12. Konsistensi itu terlihat jelas pada musim berjalan: delapan laga, delapan kemenangan.

Angka-angka Yang Menonjol

Statistik pekan ke-8 memperlihatkan jarak kualitas antara JDT dan pesaingnya di liga.

Jumlah LagaPoinGolKebobolanClean Sheet
8244337

Pengaruh Laga Kontra DPMM

Laga melawan DPMM menjadi contoh nyata betapa lengkapnya keunggulan JDT: superior dalam produktivitas gol, penguasaan permainan, dan kedalaman skuad. Bregson mencetak hattrick pada babak pertama, sementara kartu merah Syafiq Shariff membuat DPMM tak mampu bangkit.

Perbandingan Dengan Liga Lain

Kondisi dominasi JDT mengingatkan pada situasi di beberapa liga lain di Eropa: PSG di Ligue 1 atau Bayern di Bundesliga sering dianggap mendominasi kompetisi masing-masing. Di Prancis, julukan “Liga Petani” muncul karena sedikitnya rival yang konsisten menyaingi PSG.

Sekarang wacana serupa muncul untuk Malaysia Super League, mengingat JDT kerap menang besar dan mengumpulkan torehan impresif tiap musim.

Pertanyaan Publik

Dengan tren kemenangan besar dan penguasaan klasemen, timbul pertanyaan apakah kompetisi di Malaysia sudah kehilangan keseimbangan kompetitif. Dominasi yang berlangsung sejak 2014 mendorong perdebatan mengenai daya saing klub-klub lain terhadap JDT.

Laporan ini menampilkan fakta pertandingan dan rekam jejak JDT hingga pekan ke-8. Perbandingan dengan liga lain sering dipakai untuk memberi konteks, namun penilaian soal apakah Malaysia Super League layak disebut ‘Liga Petani’ tetap bergantung pada perspektif dan indikator kompetitif yang digunakan.

Iklan
Iklan