Logo

Dulu Raja Jalanan, Kini Tersisih: Mengapa Motor Suzuki Kalah Dari Honda dan Yamaha?

Catur Ariadi
Catur Ariadi
4 November 20251
Dulu Raja Jalanan Kini Tersisih Mengapa Motor Suzuki Kalah Dari Honda Dan Yamaha

Foto: Istimewa

Iklan

Motor Suzuki pernah menguasai jalanan Indonesia dengan sederet motor legendaris seperti Satria FU, Shogun, Thunder, dan skutik Spin. Namun dalam satu dekade terakhir, nama Suzuki di segmen sepeda motor domestik kian tersisih, kalah bersaing dari raksasa seperti Honda dan Yamaha.

Penurunan pangsa pasar bukan hanya soal angka penjualan. Sumber internal dan pengamat industri menyorot inkonsistensi produk, desain yang kurang sesuai selera lokal, serta jaringan dealer yang menyusut sebagai faktor utama yang membuat Suzuki kehilangan daya tarik di kalangan pengendara Indonesia.

Jejak Skutik Suzuki dan Perubahan Strategi

Suzuki Spin
Foto: Suzuki Indonesia

Pada medio 2000-an, Suzuki masuk ke segmen skuter matik dengan beragam model. Seri seperti Spin 125 (2006), Skywave 125, Skydrive 125, Nex, Let’s, dan Address sempat mengisi pasar yang sedang berkembang.

Spin 125 yang diluncurkan pada 2006 sempat menjadi sorotan dan bisa bersaing dengan Yamaha Mio pada saat itu. Namun penjualan Spin tidak bertahan, lalu digantikan oleh Suzuki Nex berkapasitas 113 cc pada 2011.

Strategi Suzuki berbeda dari kompetitor saat itu karena memilih menghadirkan mesin 125 cc ketika Honda dan Yamaha masih fokus pada segmen 110 cc. Meskipun begitu, strategi tersebut tidak berhasil mendobrak dominasi dua merek besar tersebut.

Beberapa tahun kemudian, Suzuki mencoba kembali memperkuat citra di segmen skutik premium dengan menghadirkan Suzuki Burgman Street 125EX, skutik bergaya Eropa dengan desain elegan dan fitur modern.

Namun, kehadiran Burgman belum cukup untuk mengangkat kembali pamor Suzuki di pasar roda dua nasional. Penjualannya masih jauh di bawah model-model populer seperti Honda PCX atau Yamaha NMAX, menunjukkan bahwa tantangan Suzuki bukan hanya soal produk, tetapi juga persepsi merek dan konsistensi strategi di pasar domestik.

Suzuki Dikabarkan Tengah Siapkan Burgman 150, Siap Saingi NMAX dan PCX

Penyebab Merosotnya Popularitas

Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Seiji Itayama mengakui bahwa pergantian produk merupakan bagian dari strategi pemasaran untuk mengikuti tren kendaraan modern. Namun, inkonsistensi produk menjadi salah satu kelemahan utama Suzuki.

“Kalau kita ganti, kita berhenti (produksi) dan muncul lagi, image-nya kurang bagus,” terang Itayama yang kami kutip dari Tirto.id, Selasa (04/11).

Selain itu, sejumlah faktor eksternal turut memengaruhi posisi Suzuki di pasar motor. Desain produk yang kurang sesuai selera lokal menjadi salah satu kelemahan utama. Bentuk bodi kaku, lampu depan tidak proporsional, dan pilihan warna monoton membuat Suzuki kalah mencolok dibandingkan desain modern Honda dan Yamaha.

Sementara itu, promosi produk baru juga minim. Banyak peluncuran produk jarang mendapat sorotan publik, sehingga Suzuki sulit menarik perhatian generasi muda.

Jaringan dealer dan layanan purna jual yang menyusut juga memperburuk posisi Suzuki. Honda dan Yamaha unggul dengan jaringan masif hingga pelosok daerah, sementara Suzuki mengalami penurunan signifikan jumlah dealer dan bengkel resminya. Hal ini membuat calon konsumen ragu, karena ketersediaan servis dan suku cadang menjadi pertimbangan utama.

Ironisnya, dari sisi mesin dan durabilitas, Suzuki sebenarnya tetap tangguh dan irit bahan bakar. Namun, kualitas mesin saja tidak cukup tanpa dukungan inovasi desain dan strategi pemasaran yang kuat. Posisi Suzuki saat ini terlihat belum memiliki identitas yang melekat di benak konsumen.

Deretan Motor Baru Suzuki yang Rilis Bulan Ini, Ada Satria F150?

Ekspor Sebagai Alternatif

Mesin dan model yang dihentikan produksinya di dalam negeri kadang masih memiliki pasar luar negeri. Contohnya, generasi lawas Satria sempat diekspor ke Filipina, sementara versi Nex lama juga masih dijual di pasar luar negeri.

Strategi ekspor ini tidak hanya berlaku untuk sepeda motor; pada lini mobil, Suzuki pernah mengekspor LCGC Karimun Wagon R ke Pakistan meskipun target domestik tidak tercapai.

Pengamat mencatat bahwa langkah ekspor menjadi salah satu jalan bagi Suzuki untuk memaksimalkan sisa nilai produk, sekaligus menjaga produksi di pabrik yang ada tanpa serta-merta mengandalkan pasar domestik.

Iklan
Iklan