Baterai Mobil Hybrid Cepat Rusak? Ini Cara Merawatnya Agar Lebih Tahan Lama

Iklan

Baterai adalah komponen inti pada mobil hybrid yang memasok tenaga untuk motor listrik sekaligus membantu efisiensi bahan bakar. Meski terkenal tahan lama, baterai bertegangan tinggi tetap membutuhkan perawatan khusus agar tidak cepat mengalami penurunan kapasitas.

Mengabaikan perawatan berisiko menurunkan efisiensi, membuat sistem kelistrikan tidak stabil, hingga memicu kerusakan dini yang memerlukan biaya perbaikan besar. Berikut langkah praktis yang perlu diperhatikan pemilik mobil hybrid di Indonesia.

Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan rutin di bengkel resmi menjadi langkah dasar untuk menjaga kondisi baterai. Teknisi akan memantau kondisi tiap sel baterai, arus, tegangan, serta kinerja Battery Management System (BMS).

Banyak kerusakan fatal berawal dari masalah kecil yang tidak terdeteksi. Pemeriksaan berkala, umumnya setiap 10.000 km, dapat mencegah penurunan kinerja dan memastikan sistem kelistrikan bekerja sesuai standar pabrikan.

Sistem Pendingin Wajib Berfungsi Optimal

Baterai hybrid memerlukan pendinginan stabil yang berbeda antar model, mulai dari coolant, radiator khusus, hingga aliran udara dari kabin. Suhu tinggi mempercepat degradasi sel dan menurunkan performa.

Pemilik disarankan memeriksa level coolant dan menggantinya sesuai jadwal pabrikan, biasanya pada rentang 40.000–80.000 km, agar sistem pendingin tetap efisien.

Rutin Panaskan Mobil, Meski Jarang Dipakai

Mobil yang jarang digunakan berisiko membuat baterai kehilangan kapasitas karena sistem kelistrikan pasif. Baterai tidak mendapat suplai pengisian dari mesin atau motor listrik jika kendaraan lama tidak dinyalakan.

Iklan

Untuk menjaga tingkat muatan aman, aktifkan kendaraan dalam mode Ready setidaknya sekali seminggu selama sekitar 15–20 menit. Langkah ini berlaku untuk baterai lithium-ion maupun nikel-metal hidrida (NiMH).

Kebersihan Kabin Berpengaruh Pada Temperatur Baterai

Beberapa model hybrid memanfaatkan aliran udara kabin untuk mendinginkan baterai. Debu pada filter kabin atau saluran ventilasi dapat menghambat aliran udara dan menyebabkan suhu baterai naik.

Membersihkan filter kabin dan memastikan ventilasi tidak tersumbat membantu menjaga suhu kerja baterai tetap stabil dan mengurangi risiko overheating.

Hindari Modifikasi Sistem Kelistrikan

Sistem tegangan tinggi pada mobil hybrid terintegrasi dengan modul keselamatan dan dirancang sensitif. Pembongkaran atau penambahan komponen aftermarket dapat merusak sistem dan menggugurkan garansi.

Di Indonesia, garansi baterai hybrid umumnya mencapai 8–10 tahun atau 160.000–200.000 km. Mempertahankan keaslian sistem menjadi syarat penting agar perlindungan garansi tetap berlaku.

6 Mobil Hybrid di Indonesia yang Bisa Tempuh Lebih dari 1.000 Km, Siap Untuk Perjalanan Jauh

Merawat baterai mobil hybrid tidaklah rumit, namun memerlukan kedisiplinan. Pemeriksaan rutin, menjaga sistem pendingin, mengaktifkan mobil secara berkala, memastikan kebersihan kabin, serta tidak melakukan modifikasi sembarangan merupakan langkah utama agar baterai tetap awet.

Dengan perawatan sesuai standar pabrikan, baterai hybrid dapat bertahan jauh lebih lama dan menjaga performa kendaraan tetap optimal.

Iklan