Balotelli Kritik Timnas Italia: Saya Tak Melihat Semangat di Lapangan
Mario Balotelli melontarkan kritik tajam kepada Timnas Italia, menyorot hilangnya semangat dan kebanggaan ketika pemain mengenakan seragam kebangsaan. Pernyataan itu memicu perdebatan tentang identitas dan motivasi skuad Gli Azzurri saat ini.
Pernyataan eksentrik berusia 35 tahun ini disampaikan saat ia menjadi pembicara tamu di Festival dello Sport di Trento. Balotelli terakhir tercatat membela Genoa pada musim 2024–25, dan acara tersebut juga dihadiri nama-nama besar seperti Luciano Spalletti, Roberto Mancini, Zlatan Ibrahimovic, dan Zinedine Zidane.
Sindiran Mario Balotelli
Dalam sesi wawancara, Balotelli menilai sejumlah pemain generasi sekarang tak lagi menunjukkan hasrat yang sama untuk membela negara. Ia menegaskan pandangannya secara lugas.
‘Bagi saya, timnas selalu menjadi topik besar. Ini bukan serangan terhadap siapa pun, tapi saya sering melihat pemain tampil untuk timnas tanpa ada hasrat untuk membela seragam Italia. Saya tidak suka itu,’ kata Balotelli, dikutip dari TMW seperti dilansir Football Italia, Senin (13/10/2025).
Ia juga menambahkan bahwa saat masih bermain, ia merasakan kebanggaan yang kuat mewakili negara. Menurut Balotelli, unsur kebanggaan itulah yang kini mulai pudar di antara para pemain.
Masa Depan Timnas Italia
Ketika ditanya apakah dirinya merupakan “penyerang tengah sejati terakhir” yang dimiliki Italia, Balotelli merespons singkat: ‘Itu yang mereka bilang,’ sambil tersenyum.
Meski mengkritik mental dan semangat skuad saat ini, Balotelli tetap menyimpan optimisme terkait regenerasi di lini depan. Ia memberi pujian pada dua talenta muda yang dinilai punya potensi besar.
‘Esposito pemain yang sangat kuat, dan bagus sekali dia bisa mencetak gol melawan Estonia,’ ujar Balotelli. Ia juga menyebut, ‘Camarda juga luar biasa. Mereka berdua punya kualitas dan bakat besar, hanya perlu waktu dan kesempatan.’
Pernyataan Balotelli menjadi sorotan karena datang dari figur yang dikenal vokal dan berpengaruh di sepak bola Italia. Kritik tersebut kembali menempatkan pertanyaan tentang motivasi, pembinaan, dan kesempatan bagi talenta muda dalam struktur Timnas.