Logo

Yaya Moektio Meninggal Akibat Usus Buntu Pecah, Dikira Sakit Maag 3 Tahun

Venicka Arlia Putriana
Venicka Arlia Putriana
19
Pemakaman Yaya Moektio di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2025).

Pemakaman Yaya Moektio di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2025). (Foto: Grid.ID/Ulfa Lutfia / instagram.com/godblessrocks)

Iklan

Kepergian mantan drummer God Bless, Yaya Moektio, pada Senin (8/12/2025) pagi, menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan penggemarnya. Di balik kabar duka tersebut, terungkap fakta medis mengejutkan yang menyebabkan musisi legendaris itu berpulang.

Putra almarhum, Rama Moektio, menjelaskan bahwa ayahnya meninggal dunia akibat komplikasi infeksi yang berawal dari penyakit usus buntu. Penyakit ini rupanya tidak terdeteksi sejak awal, dan gejalanya selama bertahun-tahun disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa.

Rama menuturkan bahwa sang ayah telah mengeluhkan rasa sakit selama tiga tahun terakhir. Namun, baik keluarga maupun Yaya sendiri mengira keluhan tersebut hanyalah masalah asam lambung atau maag.

“Jadi Ayah sudah punya penyakit, ternyata penyakit ini usus buntu dasarnya. Tapi enggak dirasa sama Papa,” ungkap Rama kepada awak media di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2025).

“Tiga tahun inilah, setiap tahun itu ada tiga kali masuk rumah sakit. Yang dikasih dokter dan apa yang dirasain Papa itu kayak asam lambung, kayak maag,” sambungnya.

Infeksi Menyebar ke Organ Vital

Diagnosis yang sebenarnya baru terungkap ketika kondisi kesehatan musisi senior tersebut memburuk drastis. Dokter yang menangani menyatakan bahwa usus buntu Yaya telah pecah dan mengalami peradangan kronis akut.

Pecahnya usus buntu ini berakibat fatal karena nanah menyebar dan memicu infeksi bakteri ke organ vital lainnya, termasuk paru-paru dan ginjal.

“Setelah pecah nanahnya itu, dia menyebar, ternyata menjadi bakteri dan infeksi di mana-mana. Sudah mulai naik ke paru, terus turun ke ginjal,” jelas Rama.

Komplikasi ini kemudian memicu munculnya penyakit lain yang sebelumnya tidak diderita oleh sang ayah.

“Ternyata Babe (Ayah) tuh di penyakit yang belum ada, kayak parunya yang tadinya enggak ada (masalah) jadi kena TB (Tuberkulosis), terus ususnya yang enggak kenapa-napa jadi kena TB, ginjalnya juga jadi kena. Nah itu yang bikin Papa enggak bisa membaik,” paparnya.

Perjuangan Medis Selama 12 Hari

Sebelum mengembuskan napas terakhir, Yaya Moektio sempat menjalani perawatan intensif selama kurang lebih 12 hari di rumah sakit. Ia sempat dirawat di RS Mayapada sebelum akhirnya dipindahkan ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

Selama masa perawatan, Yaya menjalani dua kali operasi. Operasi pertama berjalan lancar, namun pada operasi kedua, tim medis menemukan infeksi yang masih menjalar parah di dalam tubuhnya. Kondisi Yaya pun naik turun, hingga akhirnya kehilangan kemampuan berkomunikasi secara verbal pada lima hari terakhir masa perawatannya.

“Meninggal jam 4 pagi, sebelum adzan, 2 atau 3 menit sebelum adzan. Tapi memang itu perjuangan yang sangat berat,” tutur Rama.

Meskipun berat, pihak keluarga mengaku ikhlas melepas kepergian drummer legendaris itu. Rama dan keluarga bahkan sempat membimbing doa (talqin) secara intensif dari malam hari hingga dini hari sebelum Yaya berpulang.

“Kita juga punya waktu banyak buat berdoa buat dia. Dokter sudah maksimalin, kita enggak paksa dengan alat. Mudah-mudahan doanya sampai,” tutup Rama.

Yaya Moektio dikenal sebagai salah satu drummer rock papan atas Indonesia. Namanya lekat dengan sejarah grup musik legendaris seperti God Bless, Gong 2000, dan Cockpit. Kariernya bersinar terang terutama pada era 90-an, mengukuhkan posisinya sebagai musisi dengan jam terbang tinggi di kancah rock Tanah Air.

Sumber: Grid.id

Iklan
Iklan