
source: minangsatu
Semen Padang FC kembali gagal meraih poin saat berlaga tandang melawan Malut United pada pekan ke-10 Liga Super League 2025/2026. Laga di Stadion Kie Raha, Minggu malam (26/10/2025), berakhir dengan kekalahan tipis 1-0 bagi Kabau Sirah.
Kekalahan ini menambah catatan minor bagi Semen Padang: menjadi kekalahan kedelapan musim ini dan sekaligus kekalahan ketujuh beruntun. Meski demikian, legenda klub Suhatman Imam menilai ada perbaikan pada performa tim.
Penalti Kontroversial Menit Akhir
Suhatman menyoroti keputusan wasit yang memberikan penalti untuk Malut United pada menit-menit akhir pertandingan. Menurutnya, keputusan itu sangat menentukan hasil akhir pertandingan.
“Cukup bagus dari pada biasanya. Tapi sayang, di menit menit akhir itu terjadi insiden yang cukup krusial,” ujarnya. Dia menambahkan keberatan atas pemberian penalti karena menilai posisi tangan pemain Semen Padang tidak aktif.
“Jarak bola dengan tangannya itu dekat, dan tangannya tidak aktif. Tapi wasit langsung memutuskan penalti tanpa melihat VAR. Itu yang saya herankan,” jelasnya dikutip dari langgam.id.
Dampak Keputusan Wasit Terhadap Alur Pertandingan
Suhatman menilai keputusan penalti tersebut ikut mengubah ritme pertandingan yang sejatinya berjalan cukup baik. Menurutnya, penggunaan VAR dapat berpotensi mengubah keputusan kritis seperti itu.
“Kalau saja VAR digunakan, bisa jadi hasilnya berbeda. Tapi ya, kita tidak punya kuasa atas keputusan itu. Hanya saja, ini membuat pertandingan yang tadinya bagus jadi turun kualitasnya,” ujarnya.
Apresiasi Untuk Performa Pemain
Meski kecewa dengan hasil, Suhatman memberikan pujian kepada pemain Semen Padang atas perjuangan di lapangan. Dia menilai penampilan kali ini merupakan salah satu yang terbaik musim ini.
“Semangat bertandingnya luar biasa. Tidak takut, tidak lelah, dan tidak minder. Kalau performa seperti ini bisa dipertahankan, mereka bisa menang di laga berikutnya,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Haji itu.
