Logo

Skandal Naturalisasi Malaysia: PN Sebut FAM Sengaja Lakukan Penipuan

Yusril Fahmi
Yusril Fahmi
8 Oktober 20251
Skandal Naturalisasi Malaysia: PN Sebut FAM Sengaja Lakukan Penipuan

Sumber: fam.org.my

Iklan

Gelombang kecaman terhadap Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) semakin menguat dari kalangan dalam negeri. Terbaru, Perikatan Nasional (PN), koalisi partai politik di Malaysia, menuding FAM melakukan penipuan dalam kasus naturalisasi pemain yang berujung sanksi dari FIFA.

Ketua PN, Datuk Seri Takiyuddin Hassan, menyebut tindakan FAM bukan sekadar kesalahan teknis, melainkan penipuan yang disengaja. “Ini mencoreng integritas dan reputasi Malaysia dalam kancah internasional,” ujarnya seperti dikutip Malay Mail.

Desakan Pembentukan Komisi Penyelidikan

Takiyuddin mendesak pemerintah Malaysia segera membentuk Komisi Penyelidikan Kerajaan untuk mengusut tuntas skandal ini. Ia menuntut agar semua pihak yang terlibat dalam pembuatan dan verifikasi dokumen palsu dapat diidentifikasi dengan jelas.

“Peran Jabatan Pendaftaran Negara (JPN), Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Olahraga harus diperiksa, termasuk kemungkinan adanya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, atau campur tangan politik,” imbuhnya.

Kekosongan Kepemimpinan FAM dan Krisis Kredibilitas

Eks pejabat FAM, Christopher Raj, menambahkan bahwa federasi sepakbola Malaysia saat ini berada dalam kondisi krisis dan tanpa pimpinan yang jelas. Jabatan presiden FAM masih kosong, sehingga kredibilitas dan akuntabilitas organisasi terancam.

“FAM tidak boleh terombang-ambing tanpa arah di tengah krisis terburuk ini. Saatnya segera menggelar pemilihan pemimpin baru dan jangan menunda,” tegasnya kepada Scoop.

Fakta Skandal Naturalisasi dan Sanksi FIFA

Malaysia dihukum oleh FIFA karena tujuh pemainnya terbukti memalsukan dokumen naturalisasi. FAM sempat mengklaim bahwa kakek-nenek ketujuh pemain tersebut lahir di Malaysia. Namun, hasil investigasi FIFA di Argentina, Spanyol, dan Brasil membuktikan sebaliknya.

Federasi sepakbola Asia Tenggara ini dikenai denda besar, sementara tujuh pemain yang terlibat dilarang tampil selama 12 bulan mulai 26 September 2025.

Iklan
Iklan