Logo

Skandal Naturalisasi Malaysia: FAM Dinilai Teledor, Dokumen Palsu Lolos ke FIFA

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
32
Skandal Naturalisasi Malaysia: FAM Dinilai Teledor, Dokumen Palsu Lolos ke FIFA

Foto: fam.org.my

Iklan

Komite Independen Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) akhirnya merilis hasil investigasi mendalam terkait skandal naturalisasi pemain yang menggemparkan federasi. Temuan tersebut secara gamblang menunjukkan adanya kelalaian serius dalam tata kelola FAM, yang memungkinkan penggunaan dokumen palsu untuk proses naturalisasi.

FAM Dinilai Gagal dalam Verifikasi dan Pengawasan

Laporan setebal 58 halaman yang dipimpin oleh mantan Ketua Mahkamah Agung, Tun Md Raus Sharif, menyimpulkan bahwa FAM harus bertanggung jawab penuh atas terjadinya pelanggaran ini. “Komite menyimpulkan bahwa kegagalan tata kelola sistematis di dalam FAM, termasuk proses verifikasi yang lemah, pengawasan agen yang tidak memadai, dan kontrol internal yang tidak memadai, memungkinkan pelanggaran tersebut terjadi,” demikian kutipan dari laporan tersebut.

Komite Independen juga menekankan bahwa tanggung jawab tetap berada di FAM, terlepas dari keterlibatan pihak ketiga. “Komite juga menekankan bahwa tanggung jawab tetap berada di FAM terlepas dari apakah pihak ketiga terlibat atau tidak,” tegas laporan itu.

Tun Raus dalam laporannya menyarankan agar FAM segera mengambil langkah-langkah perbaikan. “FAM disarankan untuk segera mengajukan laporan polisi, mengambil tindakan disiplin internal yang sesuai terhadap kegagalan pengawasan dan menerapkan reformasi struktural seperti yang direkomendasikan oleh Komite. Langkah-langkah ini penting untuk mencegah terulangnya insiden serupa dan mengembalikan kredibilitas dan integritas operasional FAM,” ujarnya.

Peran Sekretaris Jenderal dan Manajer Hukum FAM

Investigasi mengungkap bahwa Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman Rahman, mengakui staf administrasinya yang mengajukan permohonan tujuh pemain ke FIFA. Noor Azman juga menginstruksikan manajer hukum FAM untuk mengunggah dokumen-dokumen tersebut ke sistem FIFA tanpa verifikasi ulang keasliannya. Hal ini dinilai sebagai bentuk kegagalan pengawasan yang serius.

“Komite menemukan bahwa manajer hukum, Zainul Ariffin, bertindak semata-mata atas instruksi dan tidak memiliki peran dalam menyiapkan, mengubah, atau memverifikasi dokumen yang dimaksud,” lanjut isi laporan.

Pemain dan Agen Bantah Keterlibatan Dokumen Palsu

Ketujuh pemain yang terlibat dalam skandal ini menyatakan kepada komite bahwa semua urusan administrasi ditangani oleh FAM dan agen mereka. Mereka bersikeras tidak mengetahui adanya pengiriman dokumen palsu ke FIFA. “Ketujuh pemain tersebut mengatakan kepada komite, bahwa semua urusan administrasi ditangani oleh FAM dan agen mereka dan bersikeras bahwa mereka tidak mengetahui bahwa dokumen palsu tersebut dikirim ke FIFA.”

Para pemain mengaku telah menyerahkan dokumen asli yang menunjukkan tempat kelahiran kakek-nenek mereka yang sebenarnya kepada agen masing-masing. Namun, agen yang diidentifikasi oleh para pemain dan pejabat tidak memberikan pernyataan apa pun dan tidak dapat dilacak oleh komite.

Pejabat dari persiapan Timnas Malaysia, termasuk kepala eksekutif Rob Friend, membantah keterlibatan apa pun dan menyatakan bahwa masalah dokumentasi ditangani oleh agen.

Sanksi FIFA dan Upaya Banding FAM

Skandal naturalisasi ini mencuat sejak September lalu setelah FIFA menjatuhkan sanksi kepada FAM karena tujuh pemainnya terungkap tidak memiliki darah Malaysia. FIFA mengungkap adanya penggunaan dokumen palsu untuk meloloskan tujuh pemain tersebut, yaitu Gabriel Palermo, Rodrigo Holgado, Facundo Garces, Jon Irazabal, Joao Figueiredo, Hector Hevel, dan Imanol Machuca.

Akibatnya, Malaysia dihukum denda 350 ribu franc Swiss, dan para pemainnya juga dikenakan denda serta larangan bertanding selama setahun. FAM kemudian melakukan investigasi internal untuk mengungkap masalah dokumen palsu yang lolos tersebut.

FAM saat ini juga tengah melakukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terkait sanksi FIFA. Langkah ini menjadi upaya terakhir federasi untuk membuktikan diri tidak bersalah, meskipun FIFA telah membeberkan bukti-bukti skandal naturalisasi tersebut.

Iklan
Iklan