Setahun Bersama Manchester United, Ruben Amorim Mulai Bangun Identitas Baru Setan Merah

Sumber: AP Photo/Dave Thompson
Ketika Ruben Amorim resmi diperkenalkan sebagai pelatih baru Manchester United setahun lalu, suasana optimisme begitu terasa di Old Trafford. Co-owner Sir Jim Ratcliffe, CEO Omar Berrada, dan Direktur Teknik Jason Wilcox menyambut kedatangan pelatih muda asal Portugal itu dengan keyakinan bahwa inilah awal dari era baru bagi Setan Merah.
Ratcliffe, yang baru mengambil alih sebagian kepemilikan klub dari keluarga Glazer, menjadikan penunjukan Amorim sebagai simbol perubahan besar di tubuh Manchester United. Dengan reputasi gemilang di Sporting Lisbon di mana ia membawa klub tersebut menjuarai Liga Portugal dan mengembalikan kejayaan mereka di Eropa, Amorim dipandang sebagai sosok pelatih modern yang penuh ide segar dan kedisiplinan tinggi.
Namun di balik euforia tersebut, tak sedikit yang meragukan kemampuannya menaklukkan kerasnya Premier League. Beberapa pengamat menilai kesuksesan Amorim di Portugal tidak sepenuhnya mencerminkan kapasitasnya di level tertinggi. “Liga Portugal saat itu sedang melemah. Sukses Sporting lebih karena momentum,” ujar seorang sumber di Premier League yang skeptis terhadap kiprah Amorim.
Dari Harapan ke Tekanan
Musim debut Amorim di Manchester United tidak berjalan mulus. Setelah awal yang menjanjikan, tim sempat terpuruk dengan hasil tidak konsisten. Ketika kekalahan demi kekalahan datang termasuk kekalahan 1-3 dari Brentford tekanan mulai meningkat. Beberapa pihak mulai mempertanyakan keputusan Ratcliffe menunjuk pelatih berusia 40 tahun itu.
Namun manajemen tetap tenang. Bagi Ratcliffe dan tim direksi barunya, masa transisi adalah bagian penting dari proses pembangunan ulang klub. “Kami tidak bisa panik setiap kali kalah, begitu juga tidak boleh euforia setiap kali menang,” kata seorang sumber di internal klub kepada The Athletic.
Kesabaran itu akhirnya mulai berbuah. Setelah menelan masa sulit di awal musim, United kini mencatatkan tiga kemenangan beruntun, termasuk kemenangan bersejarah di Anfield — kemenangan pertama mereka atas Liverpool di kandang lawan dalam hampir sepuluh tahun. Hasil itu bukan hanya mengangkat moral tim, tetapi juga memulihkan kepercayaan manajemen terhadap proyek Amorim.
Ratcliffe bahkan dikabarkan membandingkan perjalanan Amorim dengan Mikel Arteta di Arsenal, yang butuh waktu beberapa tahun sebelum mencapai stabilitas. Ia menilai Amorim pantas mendapatkan kesempatan serupa untuk membangun fondasi jangka panjang di Old Trafford.
Dinamika di Balik Layar
Dukungan terhadap Amorim di tingkat manajemen cukup kuat. Jason Wilcox dan Omar Berrada disebut sebagai dua figur yang paling dekat dengan sang pelatih dan sejalan dengan visinya dalam membangun tim berbasis pemain muda dan filosofi modern.
Namun, tak semua elemen klub menyambut kehadiran Amorim dengan semangat yang sama. Mantan direktur olahraga, Dan Ashworth, mundur dari jabatannya tidak lama setelah Amorim resmi ditunjuk. Meskipun klub membantah adanya konflik, banyak laporan menyebut perbedaan pandangan terkait arah proyek baru Manchester United menjadi alasan utamanya.
Ratcliffe kabarnya menginginkan sosok pelatih yang berani dan visioner, sementara Ashworth lebih memilih opsi konservatif seperti Eddie Howe atau Graham Potter. Dalam situasi inilah nama Amorim muncul sebagai pilihan utama Ratcliffe, menggambarkan arah baru United yang lebih agresif dalam membangun identitas modern.
Kritik dan Pembuktian Amorim
Gaya bermain Amorim yang menekankan penguasaan bola, pressing tinggi, dan sistem tiga bek sempat menjadi sorotan. Beberapa pihak menilai pendekatan tersebut terlalu kaku dan kurang fleksibel menghadapi tekanan Premier League.
“Amorim terlalu percaya diri dengan sistemnya. Di Inggris, fleksibilitas jauh lebih penting,” kata seorang direktur olahraga klub rival kepada The Guardian.
Namun, pandangan itu mulai berubah setelah kemenangan United di Anfield. Dalam laga tersebut, Amorim mengubah pendekatan menjadi lebih pragmatis, fokus pada serangan balik cepat dan pertahanan disiplin. Hasilnya, United sukses menaklukkan Liverpool di hadapan publik Anfield, sekaligus membuktikan bahwa sang pelatih mampu beradaptasi secara taktis.
Sumber di internal MU menegaskan, kemenangan itu menjadi bukti kematangan Amorim. “Ia mulai menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya pelatih muda berbakat, tapi juga seorang pembelajar cepat,” ujar salah satu staf pelatih.
Menuju Stabilitas yang Dirindukan
Kini, Ruben Amorim tak lagi hanya sekadar pelatih eksperimental yang membawa ide baru. Ia mulai membangun identitas Manchester United yang lebih solid, berkarakter, dan konsisten.
Pertanyaannya kini bukan lagi apakah Amorim akan bertahan, melainkan apakah ia bisa membawa United kembali ke jalur juara. Jika tren positif ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin pada peringatan dua tahun masa jabatannya nanti, kisah Amorim di Old Trafford akan dikenang sebagai awal dari kebangkitan besar Setan Merah.
