Logo

Roy Keane Blak-blakan Soal Pemain yang Menodai Karier McTominay di Manchester United

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
1 November 20252
Roy Keane Blak Blakan Soal Pemain Yang Menodai Karier Mctominay Di Manchester United

Sumber: Michael Regan/POOL/AFP

Iklan

Legenda Manchester United, Roy Keane, kembali melontarkan kritik tajam terhadap masa lalu klub lamanya. Kali ini, ia menyoroti Scott McTominay, yang menurutnya sempat kehilangan reputasi akibat duetnya bersama Fred di lini tengah saat era Ole Gunnar Solskjaer.

Keane menilai, kombinasi “McFred” menjadi simbol dari era ketidakefektifan United di lini tengah, yang akhirnya menodai citra permainan McTominay selama berseragam Setan Merah.

Titik Balik McTominay di Napoli

McTominay resmi meninggalkan Old Trafford pada musim panas 2024 setelah diboyong Napoli dengan mahar 25 juta paun. Kepindahan tersebut ternyata menjadi keputusan yang mengubah arah kariernya secara drastis.

Di bawah asuhan Antonio Conte, gelandang asal Skotlandia itu tampil luar biasa. McTominay menjadi elemen penting dalam keberhasilan Napoli menjuarai Serie A 2024/25 sebuah pencapaian yang membuat banyak pihak menoleh kembali pada potensinya yang sempat terabaikan di Manchester.

Dengan torehan 12 gol dan empat assist dalam 34 pertandingan liga, McTominay bahkan dianugerahi Serie A MVP musim lalu. Pencapaian itu menegaskan kebangkitannya sebagai gelandang modern yang komplet bukan hanya kuat secara fisik, tetapi juga tajam dalam membantu serangan.

Musim ini, di bawah pelatih baru Ruben Amorim, performanya belum surut. Ia telah mencetak lima gol dari 13 pertandingan di semua ajang, sekaligus membantu Napoli bertengger di puncak klasemen Serie A, unggul selisih gol dari AS Roma.

“McFred” yang Tak Pernah Cocok

Dalam program Stick to Football di kanal The Overlap, Roy Keane mengenang masa-masa ketika McTominay kerap menjadi bagian dari duet lini tengah bersama Fred. Kombinasi itu, kata Keane, menjadi salah satu faktor yang “merusak citra” permainan McTominay di mata publik.

“Itu bukan kombinasi yang baik,” ujar Keane.
“Saya tahu Ole (Solskjaer) sering memuji keduanya, tapi saya tidak pernah mengerti. Saya selalu melihat ada sesuatu dalam diri Scott dia punya potensi besar dibanding Fred. Tapi, sebagai pasangan, mereka tidak cocok. United kehilangan kendali di lini tengah.”

Keane menambahkan, istilah “McFred” yang sempat populer di kalangan fans menjadi simbol kelemahan United di era Solskjaer. Menurutnya, duet itu membuat McTominay terlihat kurang efektif dan terbatas dalam kontribusi permainan, padahal ia memiliki kemampuan lebih.

“Itu sedikit menodai reputasinya. Tapi sekarang, dia sudah menambah banyak aspek dalam permainannya,” lanjut Keane.

Perkembangan Signifikan di Italia

Menurut Keane, keberhasilan McTominay di Napoli bukan kebetulan. Pemain berusia 28 tahun itu kini menunjukkan kualitasnya sebagai gelandang box-to-box sejati.

“Dia selalu punya naluri mencetak gol, tapi di Napoli dia berkembang luar biasa,” ujar Keane.
“Kalau dia tidak mencetak gol di sana, mungkin kita tidak akan membicarakannya sekarang. Namun, kamu juga tak bisa terus berkata ‘seharusnya dia tidak dijual’. Klub tidak bisa mempertahankan semua pemain.”

Meski begitu, Keane menilai Manchester United bisa saja memanfaatkannya lebih baik. Dalam pandangan sang legenda, McTominay seharusnya masih cukup layak untuk masuk ke skuad United saat ini.

Kritik terhadap Rekrutmen Manchester United

Keane tidak hanya berhenti pada kritik terhadap masa lalu McTominay, tetapi juga menyoroti kebijakan transfer Manchester United dalam beberapa musim terakhir.

“Saya rasa dia masih pantas berada di dalam tim, 100 persen,” kata Keane.
“Tapi apakah dia akan bermain setiap pekan? Belum tentu. Masalahnya, klub belum mendatangkan pemain yang lebih baik darinya dan itu menunjukkan betapa buruknya rekrutmen United selama ini.”

Di bawah pelatih anyar Ruben Amorim, fokus transfer MU pada musim panas lalu lebih banyak diarahkan ke lini depan. Mereka mendatangkan beberapa pemain muda, termasuk kiper Senne Lammens, namun gagal memperkuat sektor tengah yang selama ini dianggap sebagai titik lemah.

United sempat dikaitkan dengan gelandang Carlos Baleba dari Brighton & Hove Albion, namun transfer besar tersebut akhirnya tidak terealisasi. Akibatnya, skuad Amorim dinilai belum memiliki kedalaman dan kualitas yang memadai untuk bersaing di papan atas Premier League.

McTominay, Bukti Potensi yang Terabaikan

Kisah kebangkitan McTominay di Napoli menjadi cermin bagi banyak pemain yang tersisih dari klub besar seperti Manchester United. Keberhasilannya membuktikan bahwa potensi seorang pemain bisa berkembang luar biasa di lingkungan dan sistem yang tepat.

Bagi Roy Keane, perjalanan McTominay menjadi pengingat bahwa kombinasi taktik yang salah dapat mengaburkan potensi individu, bahkan bagi pemain dengan mental dan kerja keras tinggi seperti dirinya.

Kini, ketika McTominay bersinar di Italia dan membawa Napoli kembali berjaya, Manchester United justru masih berjuang menemukan stabilitas di bawah pelatih baru.

Iklan
Iklan