Robin van Persie Pastikan Debut Shaqueel di Feyenoord Murni karena Kualitas, Bukan Nepotisme

Sumber: Twitter/@Persie_Official
Feyenoord kembali menjadi pusat perhatian publik sepak bola Eropa setelah menurunkan Shaqueel van Persie, putra dari legenda klub Robin van Persie, dalam laga krusial Liga Eropa melawan Celtic. Momen itu menandai debut senior bagi penyerang berusia 19 tahun tersebut, hanya berselang empat hari setelah namanya pertama kali masuk dalam skuad utama di ajang Eredivisie.
Keputusan ini sontak memicu beragam spekulasi, tak sedikit yang mengira langkah tersebut bernuansa emosional, terlebih dengan bayang-bayang nama besar sang ayah yang kini menjabat staf pelatih. Namun, Robin van Persie dengan tegas membantah anggapan miring itu, menegaskan bahwa debut Shaqueel murni didasari pertimbangan profesional dan kebutuhan taktis tim.
Robin van Persie: Murni Kebutuhan Tim, Bukan Urusan Keluarga
Robin van Persie, yang kini menjadi bagian dari staf pelatih Feyenoord, menjelaskan bahwa keputusan untuk memainkan Shaqueel tidak ada kaitannya dengan ikatan keluarga. Ia menyebut tim membutuhkan tambahan daya gedor menjelang akhir pertandingan, dan Shaqueel dinilai memiliki kapabilitas untuk mencetak gol dari berbagai situasi.
“Kejutan ini saya buat sebagai pelatih, bukan sebagai ayah. Kami butuh gol,” ujar Van Persie selepas pertandingan. “Saya tahu Shaqueel adalah tipe pemain yang bisa mencetak gol dari sudut mana pun. Itu alasan saya memasukkan dia.”
Perjalanan Panjang Shaqueel Menuju Debut
Shaqueel van Persie bukanlah nama baru di dunia sepak bola junior. Ia merupakan produk dari akademi Manchester City sebelum akhirnya kembali ke Belanda pada tahun 2017. Perjalanannya berlanjut dengan menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Feyenoord pada tahun 2022, di mana ia terus menunjukkan perkembangan signifikan di kelompok usia muda. Debut ini, menurut Robin, adalah buah dari proses panjang dan kerja keras, bukan sebuah hadiah instan.
Debut Singkat Penuh Tantangan
Di pertandingan melawan Celtic, Shaqueel memang memiliki waktu yang sangat terbatas untuk memberikan dampak. Ia masuk ke lapangan saat Feyenoord tengah tertinggal 2-1. Ironisnya, tuan rumah justru kebobolan satu menit setelah Shaqueel masuk, memperkecil peluang timnya untuk bangkit.
Meski sempat mencatatkan satu tembakan di dalam kotak penalti Celtic, upaya Shaqueel belum cukup untuk mengubah hasil akhir pertandingan. Situasi di lapangan mungkin kurang ideal, namun Robin van Persie tetap menganggap momen tersebut sebagai tonggak penting dalam perjalanan karier putranya.
Profesionalisme di Lapangan, Kebanggaan di Rumah
Robin van Persie menambahkan bahwa dirinya dan Shaqueel telah menjalin kesepakatan sejak lama mengenai pemisahan antara hubungan ayah-anak dan profesionalisme di lapangan hijau. Bagi Robin, Shaqueel diperlakukan sama seperti pemain lain yang harus bekerja keras untuk mendapatkan tempat.
“Cara saya melihat Shaqueel sama seperti pemain lain,” tutur Van Persie. “Kami sudah membuat kesepakatan beberapa tahun lalu saat mulai bekerja bersama. Shaqueel bisa menangani itu dengan baik, dan saya juga.”
Namun, ketika sudah berada di ranah pribadi, legenda Belanda itu tidak menampik rasa bangganya sebagai seorang ayah. “Nanti ketika kami di rumah tentu kami akan menikmati momen itu. Saya bangga karena, seperti setiap pemain yang debut, ada proses panjang di belakangnya. Ia bekerja keras dan layak mendapatkannya,” pungkas Robin.
