Real Madrid Terpuruk: Xabi Alonso Hadapi Masalah Ruang Ganti Pasca Kekalahan Memalukan
Real Madrid menelan pil pahit kekalahan kandang pertama musim ini di Santiago Bernabeu, takluk 0-2 dari Celta Vigo. Hasil minor ini memperpanjang tren kurang meyakinkan tim asuhan Xabi Alonso sejak kemenangan atas Barcelona di El Clasico.
Sejak kemenangan krusial tersebut, Madrid hanya mampu meraih satu kemenangan dalam lima pertandingan terakhir. Kegagalan mengamankan poin membuat Los Blancos kini tertinggal empat angka dari pemuncak klasemen, Barcelona. Situasi ini menjadi pukulan telak, mengingat sebelumnya mereka sempat unggul lima poin.
Dua Kartu Merah Perburuk Keadaan
Pertandingan melawan Celta Vigo diwarnai drama kartu merah. Eder Militao harus meninggalkan lapangan lebih awal di babak pertama akibat cedera kaki kiri yang serius, menimbulkan kekhawatiran ia baru bisa kembali bermain pada 2026.
Celta Vigo memanfaatkan situasi dengan baik. Williot Swedberg membuka keunggulan pada menit ke-53, disambut sorakan kecewa dari publik Bernabeu yang menyoroti lemahnya pertahanan Madrid.
Kondisi Madrid semakin memburuk ketika Fran Garcia diganjar dua kartu kuning beruntun pada menit ke-64. Upaya untuk bangkit terhambat, dan pada masa tambahan waktu, Alvaro Carreras turut diusir wasit setelah menerima kartu kuning kedua.
Jelang akhir laga, Swedberg mencetak gol keduanya melalui skema serangan kolektif Celta yang apik, mengunci kemenangan 2-0 untuk tim tamu.
Masalah Struktural dan Dinamika Ruang Ganti
Usai pertandingan, sejumlah pengamat menilai Real Madrid menghadapi persoalan struktural yang lebih dalam, memengaruhi performa dan dinamika ruang ganti.
Analis Cadena Ser, Antonio Romero, menyoroti dua aspek utama. “Real Madrid punya masalah sepak bola yang jauh melampaui ketidakpercayaan yang mungkin ada antara pemain dan pelatih,” ujarnya.
Romero menambahkan, optimisme yang sempat muncul usai kemenangan 3-0 atas Athletic Bilbao kini memudar. “Saya rasa sudah jelas bahwa ‘feeling’ antara skuad dan Xabi Alonso tidak dalam kondisi terbaik,” ungkapnya.
Ia juga merujuk pada insiden sebelumnya, seperti reaksi Vinicius Junior saat diganti di El Clasico dan ketidaknyamanan Fede Valverde ketika dimainkan di posisi bek kanan. Situasi tersebut dianggap sebagai indikasi adanya jarak antara pelatih dan beberapa pemain kunci.