Logo

Persaingan Pasar Mobil Listrik China 2025 Memanas: Tesla Melonjak 181 Persen, BYD Masih Kuasai Pasar

Catur Ariadi
Catur Ariadi
411
Persaingan Pasar Mobil Listrik China 2025 Memanas: Tesla Melonjak 181 Persen, BYD Masih Kuasai Pasar

Foto: Tesla

Iklan

Peta persaingan New Energy Vehicle (NEV) di China kembali memanas pada penghujung 2025. Data terbaru menunjukkan kebangkitan mengejutkan Tesla setelah sempat terpuruk, di tengah dominasi BYD yang masih kokoh meski mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Pasar otomotif China—yang merupakan terbesar di dunia—kini semakin kompetitif, dengan produsen lokal dan global saling beradu inovasi, harga, serta volume penjualan untuk mengamankan pangsa pasar.

BYD Tetap di Puncak Meski Pertumbuhan Melambat

Berdasarkan laporan Asosiasi Mobil Penumpang China (China Passenger Car Association/CPCA) yang dirilis pada 9 Desember 2025, BYD kembali mempertahankan posisinya sebagai produsen NEV terbesar di China. Pabrikan asal Shenzhen tersebut mencatat penjualan ritel mobil penumpang sebanyak 306.561 unit sepanjang November 2025.

Secara bulanan, angka ini menunjukkan pertumbuhan 3,6 persen dibandingkan Oktober. Namun, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penjualan BYD justru mengalami penurunan tajam sebesar 26,5 persen secara tahunan. Penurunan ini mencerminkan semakin ketatnya persaingan dan strategi penyesuaian harga yang dilakukan hampir seluruh pemain besar di pasar NEV China.

Meski demikian, pangsa pasar BYD pada November justru sedikit menguat menjadi 23,2 persen, naik tipis dari 23,1 persen pada Oktober, meskipun masih jauh di bawah dominasi 32,9 persen yang mereka catatkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, kinerja BYD sepanjang Januari hingga November 2025 tetap sulit ditandingi. Total penjualan ritel mencapai 3.144.671 unit dengan pangsa pasar 27,4 persen di segmen NEV. Bahkan jika dihitung di seluruh pasar kendaraan penumpang—termasuk mobil bermesin pembakaran internal—BYD masih memimpin dengan penguasaan pasar 13,8 persen.

Tesla Bangkit Tajam Setelah Terpukul Oktober

Sorotan utama pada November tertuju pada Tesla. Produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat itu mencatatkan lonjakan penjualan signifikan setelah mengalami penurunan drastis pada Oktober 2025. Pada bulan tersebut, Tesla hanya menjual 26.006 unit, level terendah sejak November 2022, yang membuatnya terlempar dari daftar 10 besar merek NEV terlaris.

Namun situasi berbalik tajam pada November. Tesla membukukan penjualan ritel sebesar 73.145 unit, melonjak 181,3 persen secara bulanan. Meski begitu, secara tahunan angka ini masih tercatat turun sekitar 5 persen.

Lonjakan tersebut mendongkrak pangsa pasar Tesla menjadi 5,5 persen, lebih dari dua kali lipat dibandingkan Oktober yang hanya 2,03 persen. Capaian ini sekaligus mengantarkan Tesla kembali ke posisi kelima dalam daftar merek NEV terlaris di China.

Berbeda dengan para pesaing lokal, Tesla tetap konsisten mengandalkan kendaraan listrik murni (battery electric vehicle/BEV), tanpa portofolio plug-in hybrid (PHEV), strategi yang membuat performanya sangat sensitif terhadap siklus permintaan dan kebijakan harga.

Geely Kian Mengancam dengan Portofolio Lengkap

Di posisi kedua, Geely Auto terus memperlihatkan pertumbuhan yang solid. Pada November 2025, Geely mencatat penjualan ritel NEV sebanyak 172.169 unit, meningkat 42,4 persen secara tahunan dan 4,8 persen secara bulanan.

Dengan pangsa pasar 13,0 persen, Geely semakin mempersempit jarak dengan BYD. Keunggulan Geely terletak pada portofolio produknya yang luas, mencakup kendaraan listrik murni dan PHEV, serta berbagai sub-merek yang menyasar segmen pasar berbeda.

Secara akumulatif Januari hingga November 2025, Geely menempati posisi kedua pasar NEV dengan total penjualan 1.428.573 unit dan pangsa pasar 12,5 persen.

Wuling Konsisten, Xiaomi EV Mulai Unjuk Gigi

SAIC-GM-Wuling menempati posisi berikutnya dengan penjualan ritel 96.194 unit pada November, menguasai sekitar 7,3 persen pangsa pasar NEV. Merek ini tetap kuat di segmen kendaraan listrik terjangkau, khususnya di kota-kota lapis kedua dan ketiga di China.

Sementara itu, Changan mencatatkan kinerja stabil secara kumulatif dengan total penjualan 727.511 unit sepanjang Januari–November, mengamankan pangsa pasar 6,3 persen dan menempatkannya di posisi ketiga secara akumulatif.

Perhatian juga tertuju pada Xiaomi EV, pendatang baru dari sektor teknologi yang berhasil menembus 10 besar pasar NEV. Mengandalkan sedan seri SU7 dan SUV YU7 berbasis listrik murni, Xiaomi membukukan penjualan 46.249 unit pada November dan meraih pangsa pasar 3,5 persen. Kehadiran Xiaomi menegaskan semakin kaburnya batas antara perusahaan teknologi dan produsen otomotif di era elektrifikasi.

Mesin Konvensional Mulai Terdesak

Di luar segmen NEV, pasar kendaraan penumpang China juga menunjukkan pergeseran struktural. FAW-Volkswagen masih bertahan di posisi ketiga penjualan kendaraan penumpang pada November dengan total 137.500 unit dan pangsa pasar 6,2 persen. Namun, posisinya kini berada di bawah BYD dan Geely yang semakin agresif mendorong transisi ke kendaraan energi baru.

Kebangkitan Tesla dan masuknya pemain teknologi seperti Xiaomi mempertegas bahwa persaingan pasar mobil listrik China tidak lagi semata soal volume penjualan, tetapi juga kecepatan inovasi, efisiensi produksi, dan kemampuan membaca arah kebijakan energi di negeri tersebut.

Iklan
Iklan