Performa Menurun, Real Madrid Dapat Sorotan Tajam Usai Dua Laga Mengecewakan

Sumber: REUTERS/JUAN MEDINA
Real Madrid tengah menjadi bahan perbincangan publik sepak bola Eropa setelah mengalami penurunan performa signifikan dalam dua pertandingan terakhir. Tim asuhan Xabi Alonso yang sebelumnya tampil konsisten di awal musim, kini terlihat kehilangan kestabilan dan energi yang selama ini menjadi ciri khas mereka.
Dalam dua laga terakhir, Real Madrid kalah 0-1 dari Liverpool di Liga Champions, kemudian ditahan imbang tanpa gol oleh Rayo Vallecano di ajang La Liga. Dua hasil tersebut menjadi pukulan berat bagi tim yang tengah berupaya menjaga posisi puncak klasemen domestik.
Kehilangan enam poin berharga itu juga membuat Barcelona berhasil memangkas jarak di papan atas La Liga. Hasil tersebut memunculkan tanda tanya besar di kalangan pengamat: apakah Real Madrid tengah menghadapi masalah internal yang mulai memengaruhi performa di lapangan?
Dapat Kritikan dari Legenda Liga Inggris
Sejumlah legenda sepak bola Inggris turut memberikan komentar pedas atas penampilan Madrid yang dinilai menurun drastis. Gary Neville, mantan bek Manchester United, mengungkapkan keraguannya terhadap keharmonisan tim.
“Lihat saja bahasa tubuh mereka. Seolah-olah para pemain tidak benar-benar kompak satu sama lain,” ujar Neville dalam program Sky Sports. “Ada ketegangan di antara mereka terutama antara Vinícius Jr., Mbappé, dan Bellingham. Itu terlihat jelas di lapangan.”
Pendapat Neville langsung diamini oleh Roy Keane. Eks kapten Manchester United itu menyoroti perilaku pemain-pemain Madrid yang dianggap terlalu sering melakukan drama di lapangan.
“Saya tidak tahan melihatnya. Mereka berguling-guling di tanah seolah cedera parah, lalu berdiri lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Itu bukan perilaku tim juara,” tegas Keane.
Vinicius Jr. Jadi Pusat Sorotan
Salah satu pemain yang paling banyak mendapat sorotan adalah Vinícius Jr. Penyerang asal Brasil itu dinilai terlalu mudah jatuh dan bereaksi berlebihan terhadap kontak ringan dari lawan, terutama dalam laga melawan Liverpool di Anfield.
Mantan pemain timnas wanita Inggris, Jill Scott, menyebut reaksi Vinícius berlebihan dan tidak mencerminkan mentalitas juara. “Dia pemain luar biasa, tapi terkadang terlalu emosional. Reaksinya di kotak penalti itu tidak perlu,” ujar Scott.
Sementara itu, legenda Manchester United lainnya, Paul Scholes, juga menilai Vinícius melakukan diving dalam momen tersebut. “Itu murni jatuh sendiri. Tidak ada kontak keras yang bisa membenarkan reaksi seperti itu,” kata Scholes.
Namun, Roy Keane mencoba memberikan perspektif lebih luas. Ia menyebut bahwa perilaku semacam itu kini sudah menjadi bagian dari sepak bola modern, tidak hanya di Madrid. “Liverpool juga melakukannya. Mereka jatuh, mengulur waktu, lalu berdiri lagi. Jadi ini bukan hanya masalah satu tim,” katanya menambahkan.
Tantangan Besar untuk Xabi Alonso
Meski kritik terus berdatangan, Xabi Alonso berusaha menjaga fokus timnya. Pelatih muda asal Spanyol itu menilai performa Madrid tidak sepenuhnya buruk, hanya saja tim sedang kehilangan sentuhan akhir dan kepercayaan diri.
Namun para pengamat menilai ada masalah yang lebih dalam yakni soal chemistry di ruang ganti. Hubungan antar pemain bintang seperti Vinícius, Mbappé, dan Bellingham dikabarkan mulai renggang karena perebutan peran dan ego individu.
Situasi ini tentu menjadi ujian besar bagi Alonso yang baru satu musim penuh menangani tim senior Real Madrid. Jika gagal mengembalikan keseimbangan dalam skuad, “krisis kecil” ini bisa berubah menjadi masalah serius yang mengancam ambisi mereka di La Liga dan Liga Champions.
Dengan dua hasil mengecewakan secara beruntun, Real Madrid kini berada di titik krusial musim ini. Xabi Alonso dituntut segera menemukan solusi agar Los Blancos kembali ke jalur kemenangan dan membuktikan bahwa dominasi mereka di sepak bola Spanyol belum berakhir.
