Mohamed Salah Jadi Dilema Baru Arne Slot dalam Meracik Formasi Liverpool

Iklan

Mohamed Salah masih menjadi senjata utama Liverpool di lini depan dengan kemampuan mencetak gol yang konsisten. Namun, kontribusi defensifnya yang minim mulai menjadi perhatian serius bagi pelatih Arne Slot, khususnya saat menghadapi tim-tim besar seperti Chelsea.

Salah mendapatkan kebebasan tetap bermain di posisi tinggi di sisi kanan guna mengoptimalkan transisi cepat. Strategi ini memang efektif dalam beberapa musim terakhir, namun kini kelemahan mulai terlihat akibat kurangnya dukungan pemain belakang menutup ruang kosong.

Instruksi Pelatih dan Dampaknya

Laporan dari BBC Match of the Day menyebutkan bahwa Salah tidak secara konsisten menandai pemain lawan seperti Marc Cucurella yang mampu leluasa menembus area penalti Liverpool. Pengamat BBC, Danny Murphy, menilai hal ini bukan karena kelalaian individu, melainkan instruksi dari Arne Slot yang sengaja memberi kebebasan pada Salah untuk fokus menyerang.

“Arne Slot jelas memberi Salah kebebasan untuk tidak turun membantu pertahanan,” kata Murphy. “Ini bukan hal baru dalam sepak bola modern, di mana pemain bintang diberi peran ofensif penuh agar energi mereka lebih terkonsentrasi untuk menyerang.”

Meski demikian, Murphy menegaskan dalam situasi tertentu, pemain harus inisiatif turun membantu pertahanan. Salah sendiri pernah menunjukkan kemampuan ini saat Liverpool menang di Etihad musim lalu dengan performa bertahan yang luar biasa.

Iklan

Kelemahan Struktur Pertahanan Liverpool

Masalah utama yang diidentifikasi Murphy adalah struktur pertahanan di belakang Salah yang kurang solid. Saat winger ini tetap berada di depan, gelandang seperti Ryan Gravenberch dan Alexis Mac Allister sering terlambat melakukan cover, meninggalkan area tengah yang terbuka.

Data menunjukkan 39% serangan Chelsea diarahkan ke sisi kanan pertahanan Liverpool, menandakan area tersebut menjadi titik lemah yang dieksploitasi lawan secara sengaja.

Kelemahan ini tidak terlalu kentara saat Liverpool menghadapi tim yang lebih lemah dan mendominasi penguasaan bola. Namun, ketika melawan tim kuat seperti Chelsea dan Manchester City, celah tersebut berpotensi berbahaya.

“Selain sisi kanan, Liverpool juga kehilangan kontrol permainan yang sebelumnya menjadi ciri khas di awal era Slot,” tambah Murphy. “Musim lalu, dengan gaya bermain penguasaan bola, Liverpool tampil lebih tenang dan terorganisir dibanding masa akhir kepemimpinan Jurgen Klopp. Kini, permainan mereka cenderung terburu-buru dan kurang terstruktur, terutama di babak kedua laga melawan Chelsea yang penuh peluang sekaligus celah.”

Iklan