
Sumber: Getty Images/Matthias Hangst
FIFA menjatuhkan sanksi kepada Malaysia setelah menemukan bukti skandal naturalisasi palsu yang melibatkan tujuh pemain. Temuan itu memicu denda besar dan larangan beraktivitas bagi para pemain yang bersangkutan.
Kasus ini menempatkan Malaysia kembali di bawah sorotan internasional karena bukan pertama kali federasi sepakbola negara itu mendapat hukuman dari badan pengatur tertinggi sepakbola dunia.
Sanksi FIFA Untuk Malaysia 2025
Hasil investigasi FIFA menyatakan ketujuh pemain yang dinaturalisasi menggunakan dokumen palsu. Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) sebelumnya mengklaim kakek-nenek para pemain lahir di Malaysia, namun pemeriksaan FIFA ke Argentina, Spanyol, dan Brasil menunjukkan sebaliknya.
FIFA menjatuhkan beberapa hukuman:
- Denda kepada FAM sebesar 350.000 Swiss Franc (sekitar Rp 7,3 miliar).
- Larangan aktivitas terhadap ketujuh pemain selama 12 bulan terhitung 26 September.
- Denda individual masing-masing pemain sebesar 2.000 Swiss Franc (sekitar Rp 41 juta).
FAM masih memiliki hak untuk mengajukan banding. Namun, menurut laporan FIFA, peluang federasi itu untuk memenangkan banding tampak kecil.
Sejarah Sanksi: Kasus Kerusuhan Suporter 2015
Ini bukan pertama kalinya Malaysia menerima hukuman dari FIFA. Sekitar sepuluh tahun lalu, federasi juga dikenai sanksi menyusul kerusuhan suporter.
Pada September 2015, dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2016 di Stadion Shah Alam, Selangor, suporter melepaskan suar dan membuat kericuhan ketika Timnas Malaysia tertinggal 1-2 dari Arab Saudi pada menit akhir. Pertandingan dihentikan karena kondisi dinilai tidak kondusif.
Meski tidak ada korban jiwa, puluhan suporter ditangkap. FIFA kemudian menetapkan hasil pertandingan menjadi kemenangan Arab Saudi 3-0 dan memerintahkan Malaysia menjalani pertandingan berikutnya secara tertutup melawan Uni Emirat Arab (UAE).
FAM saat itu juga dihukum denda sebesar 40.000 Swiss Franc.
Dengan sanksi 2025 ini, catatan FIFA terhadap sepakbola Malaysia bertambah menjadi dua kali dalam sejarah federasi.
