Logo

Liverpool Perlu Rogoh Kocek Dalam Jika Ingin Akhiri Kontrak dengan Arne Slot, Ini Rinciannya

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
28 November 20250
Liverpool Perlu Rogoh Kocek Dalam Jika Ingin Akhiri Kontrak Dengan Arne Slot, Ini Rinciannya

Sumber: Instagram/@liverpoolfc

Iklan

Awan gelap menyelimuti Anfield setelah Liverpool menelan kekalahan telak 1-4 dari PSV Eindhoven dalam laga Liga Champions 2025/2026, Kamis (27/11/2025) dini hari WIB. Hasil mengecewakan ini tidak hanya memperpanjang rentetan performa negatif The Reds, tetapi juga secara signifikan meningkatkan sorotan terhadap posisi manajer Arne Slot.

Di tengah tekanan yang kian memuncak, laporan terbaru mengungkapkan bahwa manajemen Liverpool dihadapkan pada dilema besar. Memecat pelatih asal Belanda itu bukan perkara mudah, sebab langkah tersebut akan memaksa klub merogoh kocek fantastis untuk membayar kompensasi, sebuah keputusan yang bisa mencapai lebih dari Rp200 miliar.

Dilema Kompensasi Fantastis

Arne Slot, yang mengambil alih tongkat estafet dari Jürgen Klopp pada musim panas 2024, terikat kontrak berdurasi tiga tahun hingga Juni 2027. Media Belanda sebelumnya melaporkan bahwa Slot menerima gaji sekitar £6,6 juta, atau setara dengan Rp143,3 miliar, per tahun, belum termasuk beragam bonus yang mungkin ia dapatkan.

Dengan demikian, jika Liverpool memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengannya dalam waktu dekat, klub harus menyiapkan dana lebih dari £10 juta, atau sekitar Rp220,1 miliar, sebagai kompensasi. Satu-satunya skenario yang memungkinkan Liverpool menghindari pembayaran sebesar itu adalah jika Slot secara sukarela memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Reaksi Tenang Arne Slot

Menanggapi spekulasi yang berkembang mengenai masa depannya, Arne Slot menunjukkan ketenangan. Ketika ditanya tentang kekhawatirannya, pelatih berusia 47 tahun itu menjawab dengan lugas.

“Saya tidak khawatir. Fokus saya bukan pada posisi saya,” ujar Slot. “Saya mencoba menganalisis, membantu para pemain sebisa mungkin, dan jelas saya tidak melakukannya seperti musim lalu.”

Periode Sulit, Bukan Krisis

Performa Liverpool saat ini disebut-sebut sebagai periode terkelam dalam 71 tahun terakhir sejarah klub, dengan stabilitas tim yang goyah dari lini belakang hingga lini serang. Duet bek tengah, Ibrahima Konate dan Virgil van Dijk, kembali menjadi sasaran kritik tajam pasca-pertandingan di Anfield yang berakhir pahit.

Namun, legenda klub Steven Gerrard memiliki pandangan yang berbeda. Ia menilai bahwa melabeli kondisi Liverpool saat ini sebagai ‘krisis’ adalah sebuah hiperbola. “Ini belum krisis. Itu kata yang terlalu besar,” kata Gerrard.

“Ini lebih seperti rut (periode sulit). Tidak pantas menyebutnya krisis karena itu tidak menghormati pemain maupun manajer,” tambahnya, mencoba meredakan narasi negatif yang beredar.

Timbangan Berat Manajemen Liverpool

Meskipun hasil buruk terus menumpuk dan tekanan terhadap Slot kian intens, keputusan untuk melakukan pergantian pelatih tidaklah sederhana. Manajemen Liverpool harus mempertimbangkan secara matang antara urgensi untuk membangkitkan tim dan beban finansial yang sangat besar akibat potensi pemecatan Slot.

Situasi ini menciptakan dilema besar bagi The Reds: apakah akan mempertahankan Slot dan berharap tren negatif ini segera berakhir, ataukah perubahan besar memang sudah tak terhindarkan? Musim masih panjang, namun kesabaran para pendukung Liverpool semakin diuji di tengah ketidakpastian ini.

Iklan
Iklan