Logo

Legenda Everton Akui Set Piece Arsenal Jadi Contoh Pragmatisme Efektif di Sepak Bola Modern

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
28 November 20252
Legenda Everton Akui Set Piece Arsenal Jadi Contoh Pragmatisme Efektif Di Sepak Bola Modern

Sumber: Twitter/@Arsenal

Iklan

Dominasi Arsenal dalam skema bola mati musim ini kembali menjadi sorotan tajam, memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola. Dari total 27 gol yang telah dicetak The Gunners, 13 di antaranya lahir dari situasi set piece, sebuah statistik yang menggarisbawahi efektivitas taktik Mikel Arteta.

Namun, di tengah kritik yang muncul, mantan penyerang Everton, Ayegbeni Yakubu, pasang badan membela pendekatan pragmatis Arsenal tersebut. Yakubu menegaskan bahwa di era sepak bola modern, kemenangan adalah esensi utama, terlepas dari bagaimana gol-gol itu tercipta.

Baginya, adaptasi dan kemampuan untuk terus meraih hasil positif jauh lebih penting daripada gaya bermain yang diperdebatkan. Pendekatan ini, menurutnya, adalah cerminan dari tuntutan keras industri sepak bola saat ini.

Arsenal dan Senjata Bola Mati yang Mematikan

Arsenal secara konsisten menunjukkan keunggulan dalam memanfaatkan situasi bola mati. Bukti terbaru terlihat saat Jurrien Timber sukses membuka keran gol setelah 22 menit pertandingan melalui skema sepak pojok yang terencana matang, sebuah hasil dari latihan intensif di bawah arahan Arteta.

Kekuatan Arsenal ini bahkan sudah diantisipasi oleh lawan-lawannya. Bayern Munchen, misalnya, telah mewaspadai ancaman tersebut. Harry Kane sempat mengingatkan rekan-rekannya untuk meminimalkan peluang sepak pojok bagi Arsenal, sementara Joshua Kimmich menilai The Gunners sangat bergantung pada bola mati dan umpan panjang.

Namun, pengetahuan saja tidak cukup untuk meredam keganasan Arsenal. Bayern tetap kesulitan mengantisipasi variasi set piece The Gunners dan harus mengakui kekalahan 1-3. Tren efektivitas bola mati ini kini bahkan mulai ditiru oleh banyak klub Liga Inggris, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap hasil pertandingan.

Yakubu: Kemenangan Adalah Segalanya

Dalam sebuah wawancara dengan Tribal Football via Sports Casting, Yakubu dengan tegas menepis anggapan bahwa Arsenal terlalu mengandalkan bola mati sebagai sebuah keluhan yang valid. “Itu tidak penting bagaimana kamu memenangkan pertandingan. Yang penting adalah menemukan cara untuk menang,” ujar Yakubu, menekankan filosofi pragmatisnya.

Ia bahkan membandingkan situasi ini dengan era Rory Delap di Stoke City yang mengandalkan lemparan ke dalam super panjang. Menurut Yakubu, Liga Inggris telah banyak berubah, dengan banyak tim kini lebih sering bermain bola panjang, merebut bola kedua, bahkan bola ketiga, sebagai strategi dominan.

Arsenal, yang saat ini memuncaki klasemen Liga Inggris dan Liga Champions, membuktikan bahwa dominasi mereka dari bola mati, baik sepak pojok maupun tendangan bebas, telah menjadi senjata ampuh yang sulit diredam lawan, meskipun ancamannya telah diketahui banyak klub.

Pragmatisme Arteta dan Tuntutan Sepak Bola Modern

Yakubu lebih lanjut menegaskan bahwa pragmatisme yang diterapkan Arteta bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Selama sang pelatih mampu terus menghasilkan kemenangan, gaya bermain apa pun akan dianggap sah dan efektif. Ia mengingatkan, pada akhirnya, gaya bermain yang tidak efektif hanya akan berujung pada pemecatan pelatih.

“Kalau kamu tidak menang, kamu dipecat. Sekarang lihat tim-tim di Liga Inggris, mereka bermain sangat bagus dengan variasi operan pendek dan panjang. Kiper pun harus benar-benar mahir menggunakan kakinya. Sepak bola sekarang jauh lebih berkembang dibanding sebelumnya,” pungkas Yakubu, menyoroti evolusi dan tuntutan tinggi dalam dunia sepak bola profesional saat ini.

Iklan
Iklan