Detak.Media — Gelaran Piala Dunia 2026 semakin dekat dan menyuguhkan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk pertama kalinya, turnamen sepak bola terbesar ini akan diselenggarakan di tiga negara sekaligus: Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Tidak hanya itu, gelaran kali ini juga menghadirkan tiga maskot sekaligus yang mewakili tiap negara tuan rumah, menghidupkan semangat dan budaya masing-masing.
Perkenalkan Maple, si rusa dari Kanada; Zayu, jaguar asal Meksiko; serta Clutch, elang botak kebanggaan Amerika Serikat. Ketiganya bukan sekadar maskot biasa, melainkan simbol yang menggambarkan karakter dan nilai dari negara-negara penyelenggara, serta menambah warna dalam perayaan sepak bola dunia.
Maskot Piala Dunia 2026: Lebih dari Sekadar Simbol
Penerapan tiga maskot sekaligus bukan hal baru. Pada Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan, tiga maskot juga diperkenalkan, yaitu Ato, Kaz, dan Nik. Namun, berbeda dengan edisi 2026, ketiganya tampil sebagai satu tim yang bersinergi, sedangkan Maple, Zayu, dan Clutch berdiri sebagai karakter yang unik dan mandiri.
FIFA menggambarkan peluncuran maskot-maskot ini sebagai “perayaan yang berani dan melampaui batas,” seraya mengutip Presiden FIFA Gianni Infantino yang menyatakan, “Tim 26 kini menjadi lebih besar – dan lebih seru!” Pernyataan ini menggambarkan ambisi besar turnamen yang melibatkan tiga negara dengan budaya dan sejarah berbeda.
Detail Karakter dan Makna di Balik Maskot
Clutch, maskot dari Amerika Serikat, adalah elang botak yang dikenal dengan semangat petualangannya yang tinggi. Menurut materi promosi FIFA, Clutch “tak gentar saat berada di lapangan dan mampu menginspirasi di luar lapangan.” Nama “Clutch” sendiri mencerminkan budaya olahraga Amerika yang serius dan kompetitif, menegaskan bahwa maskot ini bukan sekadar hiburan, tapi juga simbol kemenangan.
Sementara itu, Maple dari Kanada hadir sebagai sosok rusa yang enerjik. Diidentifikasi sebagai seniman jalanan, pecinta musik, dan penjaga gawang berdedikasi, Maple menggambarkan kreativitas dan ketahanan. Deskripsi ini mencoba menghilangkan stereotip negatif dengan menunjukkan sisi berbeda dari sosok penjaga gawang yang biasanya dianggap klasik.
Terakhir, Zayu dari Meksiko adalah jaguar yang memikat hati anak-anak berkat tampilannya yang paling mirip dengan hewan aslinya. FIFA menyebut Zayu sebagai simbol persatuan, kekuatan, dan kegembiraan yang “menghargai budaya Meksiko” dan “menghubungkan orang lintas batas dengan semangat yang sama.” Pilihan kata “lintas batas” ini cukup signifikan mengingat hubungan historis antara Meksiko dan Amerika Serikat.
Maskot yang Didesain untuk Anak-Anak dan Budaya Pop
FIFA memosisikan ketiga maskot ini sebagai bagian dari pendekatan yang lebih segar dan dekat dengan generasi muda. Misalnya, Maple yang digambarkan sebagai seniman jalanan dengan gaya hidup anak muda, atau Zayu yang membawa pesan persatuan lintas negara, berpotensi mengajarkan nilai-nilai positif lewat kartun dan media interaktif.
Selain itu, FIFA juga mengintegrasikan Maple, Clutch, dan Zayu ke dalam permainan digital “FIFA Heroes,” sebagai bagian dari strategi menguatkan merek dan memperluas jangkauan mereka setelah sempat terlepas dari kemitraan dengan EA Sports.
Meski maskot seringkali hanya muncul saat turnamen berlangsung dan mudah terlupakan setelahnya, FIFA tampaknya berusaha keras menjadikan ketiga karakter ini lebih dari sekadar ikon sementara. Dengan desain yang menarik dan cerita yang kuat, mereka berharap maskot-maskot ini dapat melekat di ingatan penggemar sepak bola, khususnya anak-anak yang menjadi target utama.