Joselu Ungkap Alasan Melatih Real Madrid Jauh Lebih Sulit Dibanding Klub Lain
Performa Real Madrid di bawah asuhan Xabi Alonso dinilai belum optimal. Mantan penyerang Madrid, Joselu, menilai kesulitan yang dihadapi Alonso berkaitan dengan tuntutan besar di klub ibu kota Spanyol tersebut.
Xabi Alonso mengambil alih kursi kepelatihan Real Madrid pada musim panas lalu, menggantikan Carlo Ancelotti. Berbekal kesuksesan membawa Bayer Leverkusen meraih gelar Bundesliga pertama mereka dan dua trofi domestik lainnya, Alonso memulai kiprahnya di Madrid dengan menjanjikan. Los Blancos memenangi 12 dari 13 pertandingan awal musim 2025/2026.
Namun, sejak kekalahan 0-1 dari Liverpool, performa Madrid mulai inkonsisten. Klub hanya mampu meraih empat kemenangan dalam sembilan pertandingan berikutnya, dengan tiga kekalahan, termasuk dua kekalahan beruntun melawan Celta Vigo dan Manchester City dengan skor 1-2.
Akibatnya, Real Madrid tertinggal empat poin dari Barcelona dalam persaingan Liga Spanyol dan berpotensi gagal finis di delapan besar klasemen grup Liga Champions. Di tengah hasil yang kurang memuaskan ini, masa depan Xabi Alonso mulai dipertanyakan.
Meskipun dikabarkan ruang ganti El Real terbelah, Alonso dilaporkan masih mendapat dukungan penuh dari manajemen klub. Joselu, yang pernah bermain untuk Real Madrid, meyakini bakat Alonso sebagai pelatih. Namun, ia menekankan bahwa melatih Madrid memiliki tingkat kerumitan yang jauh lebih tinggi.
“Dia itu seorang kandidat yang sangat bagus sih. Dia kan belum lama pensiun jadi pemain, lalu menjadi pelatih yang sangat sukses melatih di Leverkusen. Namun, memang melatih Real Madrid itu rumit,” ujar Joselu kepada AS.
Joselu menambahkan, “Xabi pernah bermain untuk Real Madrid dan tahu betul bagaimana Real Madrid itu. Akan tetapi, tuntutan-tuntutan di klub ini tidak seperti di Leverkusen atau di klub-klub lain di dunia.”