Jadwal Piala Afrika 2025 Bergeser ke Desember Hingga Januari, Ini Alasan CAF dan Dampaknya ke Liga Eropa
Kompetisi sepak bola paling bergengsi di Benua Afrika, Piala Afrika (AFCON) edisi ke-35, kembali menyapa penggemar. Namun, perhelatan akbar kali ini membawa dinamika baru dengan jadwal yang bergeser ke akhir tahun 2025 hingga awal 2026, memicu potensi benturan signifikan dengan kalender kompetisi liga-liga top Eropa.
Maroko didapuk sebagai tuan rumah turnamen yang akan diikuti 24 negara ini, sebuah kehormatan besar setelah 37 tahun lamanya. Keputusan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) untuk memajukan jadwal AFCON ke periode Desember-Januari telah menimbulkan pro dan kontra, terutama di kalangan klub-klub Eropa yang harus merelakan bintang-bintang Afrika mereka di tengah musim yang krusial.
Maroko Jadi Tuan Rumah, Siap Sambut 24 Negara
Piala Afrika 2025 akan secara resmi dimulai pada 21 Desember 2025 dengan laga pembuka antara tuan rumah Maroko melawan Komoro. Turnamen ini dijadwalkan berakhir pada 18 Januari 2026. Sebanyak 52 pertandingan akan digelar di sembilan stadion megah yang tersebar di seluruh Maroko.
Kompleks Olahraga Prince Moulay Abdellah di Rabat akan menjadi pusat perhatian utama. Stadion berkapasitas 53.000 penonton ini dipercaya menjadi lokasi pertandingan pembuka sekaligus partai final. Penyelenggaraan AFCON ini juga menjadi ajang pemanasan penting bagi Maroko, yang akan menjadi salah satu negara tuan rumah Piala Dunia 2030.
Jadwal Bergeser: Hindari Piala Dunia Antarklub FIFA
Pergeseran jadwal AFCON 2025 menjadi sorotan utama. Dua edisi sebelumnya umumnya digelar pada Januari hingga Februari. Awalnya, CAF merencanakan turnamen ini berlangsung pada Juni-Juli 2025 untuk menghindari bentrok dengan jadwal kompetisi klub Eropa.
Namun, rencana tersebut berubah. Jadwal akhirnya dimajukan kembali ke musim dingin, yakni Desember 2025 hingga Januari 2026. Langkah ini diambil untuk menghindari benturan dengan format baru Piala Dunia Antarklub FIFA yang diperluas, yang juga akan digelar pada pertengahan 2025.
Ini menandai pertama kalinya dalam sejarah AFCON turnamen ini akan berlangsung melewati periode Natal dan Tahun Baru. Meskipun beberapa pertandingan dijadwalkan pada malam Natal dan Boxing Day, penyelenggara memastikan tidak ada laga yang akan digelar tepat pada Hari Natal.
Dampak Krusial bagi Klub Eropa dan Liga Champions
Situasi jadwal yang baru ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran serius bagi klub-klub Eropa, khususnya tim-tim di Liga Inggris. Mereka harus siap kehilangan para pemain kunci asal Afrika di tengah jadwal kompetisi yang paling padat sepanjang musim dingin.
Kondisi ini semakin diperparah dengan format baru Liga Champions. Fase liga kompetisi elite Eropa tersebut kini diperpanjang hingga akhir Januari, meningkatkan potensi bentrokan jadwal bagi para pemain top Afrika yang berlaga di sana. Klub-klub akan dihadapkan pada dilema besar antara kepentingan tim nasional dan klub.
Faktor Cuaca dan Jeda Kompetisi: Alasan Klasik Penyelenggaraan Januari
Penyelenggaraan Piala Afrika yang kerap berlangsung pada Januari bukan tanpa alasan kuat. Faktor cuaca di sebagian besar negara Afrika menjadi pertimbangan utama. Pada periode Januari-Februari, suhu di benua tersebut cenderung lebih bersahabat, sehingga risiko heatstroke dan kondisi ekstrem bagi para pemain dapat diminimalisir.
Selain itu, waktu ini juga secara historis dianggap relatif selaras dengan jeda kompetisi di banyak liga Eropa, serta mendahului dimulainya musim baru di liga-liga seperti MLS, Argentina, dan Brasil. Hal ini bertujuan agar pemain-pemain Afrika yang berkarier di luar benua memiliki kesempatan lebih besar untuk berpartisipasi tanpa mengganggu komitmen klub secara signifikan, meskipun pada praktiknya beberapa pertandingan klub tetap harus mereka lewatkan.