Logo

Iwan Setiawan: Sepak Bola Indonesia Perlu Revolusi Mental

Yusril Fahmi
Yusril Fahmi
23 Oktober 20250
Iwan Setiawan Sepak Bola Indonesia Perlu Revolusi Mental

source: Bola.com

Iklan

Iwan Setiawan menegaskan pembangunan sepak bola Indonesia tak cukup hanya mengandalkan taktik dan latihan fisik. Menurut mantan pelatih Borneo FC itu, yang paling krusial adalah mengubah mentalitas pemain.

Dia menyebut mental sebagai inti yang membungkus aspek fisik dan keterampilan. Tanpa mental yang kuat, capaian teknis dan fisik akan kehilangan maknanya bagi prestasi tim.

Mentalitas Jadi Prioritas

Menurut Iwan, fokus pembangunan pemain harus bergeser ke sisi psikologis dan karakter. “Kalau kita berbicara sepak bola, itu kita berbicara masalah fisik, skill, dan mentalitas,” ujarnya kepada Kompas.com.

Ia menegaskan lagi pentingnya peran mental: “Kalau menurut saya, fisik dan skill itu ada di dalam suatu bulatan, itulah mentalitas. Artinya, hal utama yang kita perhatikan dalam sepak bola adalah mentalitas.”

Iwan memperingatkan bahwa tanpa mental yang baik, hasil kerja keras dalam fisik dan teknik akan sia-sia. “Fisik kuat dan skill hebat kalau tidak dibalut dengan mental hebat, semuanya jadi nothing,” tambahnya.

Lebih Dari Latihan Fisik Dan Taktik

Pelatih berlisensi AFC Pro itu menilai pembangunan pemain tidak boleh berhenti pada aspek fisik dan penguasaan taktik semata. Menurutnya, masalah mentalitas selama ini menjadi titik lemah sepak bola nasional.

“Masalah mentalitas harus menjadi fokus utama kita dalam pembangunan individual sepak bola kita,” tegas Iwan.

Penilaian Terhadap Metode Shin Tae-yong

Iwan juga mengomentari dua pelatih asing terakhir yang menukangi timnas, Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert. Ia menilai pendekatan Shin Tae-yong lebih efektif untuk memperbaiki aspek mental pemain.

“Apa yang sudah dibangun STY itu lebih efektif untuk pembangunan sepak bola Indonesia. Persoalan pesepak bola kita adalah pada mentalitas, dan STY menurut saya sudah sukses untuk masalah itu,” ujar Iwan.

Ia mencontohkan pola kerja Shin yang memperkuat daya juang pemain lewat latihan intensif. “Dia bekerja lebih spesifik untuk memperbaiki skill teknis dan kondisi fisik. Makanya masih teringat, besok pemain akan bertanding tapi masih latihan keras. Karena latihan yang berat itu bisa berdampak pada mental,” kata Iwan.

Iwan menilai karakter disiplin, kerja keras, dan pantang menyerah kini mulai melekat pada pemain timnas berkat pendekatan tersebut. “Terus berjuang dengan konsisten 90 menit bahkan pertambahan waktu. Itu sudah sukses dibangun STY, dan warna itu kuat sekali,” tutupnya.

Iklan
Iklan