Harga Bitcoin Anjlok ke Level Terendah Sejak April, Saham Perusahaan Berbasis Kripto Kompak Merosot Tajam

Foto: Pixabay / MichaelWuensch
Harga Bitcoin kembali tertekan dan mencapai level terendah sejak April 2025, memicu gelombang jual di pasar kripto global dan menyeret saham-saham perusahaan yang tergantung pada ekosistem kripto.
Penurunan ini terjadi saat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve menurun, sehingga sentimen risiko investor menjadi rapuh. Dampaknya terlihat nyata pada aset digital utama dan sejumlah emiten terkait.
Data dari CoinGecko pada Jumat (21/11), harga tercatat berada di kisaran USD 92.000, turun sekitar 2,7 persen dalam 24 jam. Namun, selama perdagangan berlangsung Bitcoin sempat turun di bawah USD 88.600, titik terendah dalam tujuh bulan terakhir.
Dalam setahun terakhir, Bitcoin melemah sekitar 4 persen dan jauh dari rekor tertinggi di atas USD 126.000 yang dicapai enam pekan sebelumnya.
Pergerakan turun tidak hanya menimpa Bitcoin. Ethereum terkoreksi sekitar 2 persen, sementara XRP dan Solana masing-masing turun sekitar 4 persen dan 2 persen.
Ketiga aset itu sebelumnya baru saja kebanjiran perhatian setelah peluncuran beberapa ETF baru pekan ini, namun sentimen makro yang memburuk membatasi momentum penguatan.
Saham Perusahaan Kripto Ikut Terdampak
Gejolak harga kripto langsung berdampak pada saham-saham yang berfokus pada industri tersebut. Beberapa emiten mencatat penurunan double-digit pada sesi terburuknya.
| Perusahaan | Pergerakan Harga | Keterangan |
|---|---|---|
| Circle (penerbit USDC) | −≈9% | Tutup USD 69,72 pada 19/11; sempat menyentuh level terendah sejak debut NYSE |
| Strategy (manajer treasury kripto) | −≈10% | Salah satu yang paling terpukul |
| Bitmine Immersion | −9,6% | Fokus pada jaringan Ethereum |
| Sharplink Gaming | −>6% | Memantau pergerakan Ethereum |
Beberapa saham sempat pulih pada perdagangan setelah jam penutupan, terdorong laporan laba kuat dari Nvidia yang meredam kekhawatiran valuasi perusahaan teknologi dan mengembalikan sebagian selera risiko investor.
Perusahaan penambang juga tidak luput dari tekanan. Saham MARA Holdings, Riot Platforms, dan CleanSpark turun antara 4 persen hingga 6,5 persen.
Beberapa penambang mulai mengalihkan kapasitas komputasi untuk memenuhi permintaan dari sektor kecerdasan buatan, namun hal itu belum cukup menahan dampak negatif akibat turunnya harga Bitcoin.
Meskipun sempat pulih setelah rilis laporan Nvidia, harga saham penambang masih sekitar 40 persen lebih rendah dibanding posisi sebulan lalu, menunjukkan tekanan yang berkelanjutan akibat naiknya biaya operasi dan fluktuasi harga kripto.
Coinbase, salah satu bursa kripto terbesar AS, turun 1,8 persen pada hari yang sama. Perusahaan memberi sinyal akan meluncurkan fitur baru berupa pasar prediksi, sebagai bagian dari strategi diversifikasi layanan di tengah ketidakpastian pasar.
Kepercayaan Investor Menurun
Survei dari Myriad menunjukkan hampir 70 persen responden memperkirakan Bitcoin akan turun ke USD 85.000 dalam waktu dekat. Sisanya optimistis aset ini berpeluang kembali menguat menuju USD 115.000.
CEO bursa kripto Zondacrypto, Przemysław Kral, menyatakan bahwa Bitcoin masih berpotensi mengalami penurunan lanjutan di tengah kondisi ekonomi global yang melemah serta berkurangnya optimisme terhadap pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve.
Analis menilai koreksi harga Bitcoin dan altcoin utama kemungkinan mendorong pasar memasuki fase konsolidasi yang lebih panjang. Ketidakpastian kondisi makro menjadi faktor utama yang menghambat pemulihan cepat.
Investor dianjurkan berhati-hati karena belum terlihat sinyal kuat yang menunjukkan tekanan terhadap harga Bitcoin akan mereda dalam waktu dekat.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli atau menjual aset kripto. Detak.media tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
