Logo

Gary Lineker Sebut Ironi Liverpool yang Rapuh Tanpa Trent Alexander-Arnold

Mamet Janzuke
Mamet Janzuke
28 Oktober 20250
Gary Lineker Sebut Ironi Liverpool Yang Rapuh Tanpa Trent Alexander Arnold

Sumber: Getty Images

Iklan

Liverpool kembali mengalami periode kelam di Liga Inggris. Kekalahan terbaru yang mereka alami pada Minggu (26/10/2025) dini hari WIB membuat The Reds kini menelan empat kekalahan beruntun, hasil yang memperlihatkan penurunan performa drastis di bawah asuhan Arne Slot.

Di tengah situasi itu, legenda sepak bola Inggris, Gary Lineker, menyoroti fakta menarik: lini pertahanan Liverpool justru terlihat jauh lebih lemah sejak kepergian Trent Alexander-Arnold ke Real Madrid.

Liverpool Melemah Setelah Ditinggal Alexander-Arnold

Trent Alexander-Arnold, produk asli akademi Liverpool, meninggalkan klub pada akhir musim lalu setelah kontraknya habis. Ia menutup masa pengabdiannya dengan 354 penampilan dan 64 assist, menjadikannya salah satu bek paling kreatif sepanjang sejarah Liga Inggris.

Namun, keputusan untuk bergabung dengan Real Madrid di musim panas 2025 tampaknya belum memberikan hasil maksimal. Alexander-Arnold kesulitan mendapatkan kebugaran penuh dan belum menjadi pilihan utama di bawah asuhan Xabi Alonso.

Sementara itu, di Liverpool, absennya sang bek kanan justru sangat terasa. Dalam empat kekalahan beruntun di Liga Inggris, pertahanan The Reds kebobolan total 10 gol, dengan lini belakang kerap terlihat kehilangan organisasi dan komunikasi.

Saat ini, Liverpool tercecer di papan tengah klasemen, tertinggal tujuh poin dari pemuncak Arsenal, dan kehilangan momentum untuk bersaing di jalur juara.

Gary Lineker: “Ironi yang Menarik di Liverpool”

Melihat performa Liverpool yang menurun, Gary Lineker tak bisa menahan komentarnya. Dalam podcast “The Rest is Football”, ia menilai bahwa kepergian Alexander-Arnold justru membuat Liverpool kehilangan keseimbangan yang dulu sering dikritik.

“Cukup ironis, bukan? Liverpool sekarang malah lebih buruk dalam bertahan tanpa Trent Alexander-Arnold, padahal dulu banyak yang menyoroti kelemahannya di area itu,” ujar Lineker.

“Dia sering membantu menutup ruang di lini tengah ketika bergerak dari posisi bek kanan. Jadi, kehilangannya membuat transisi Liverpool terlihat kacau, terutama dalam bertahan,” tambah mantan striker Timnas Inggris itu.

Ucapan Lineker tersebut menyoroti betapa pentingnya peran Alexander-Arnold dalam sistem permainan Liverpool sebelumnya, di mana ia sering diposisikan lebih ke tengah untuk menambah kreativitas dan distribusi bola.

Karier Alexander-Arnold di Madrid Belum Bersinar

Sejak bergabung dengan Real Madrid, Trent Alexander-Arnold belum benar-benar mendapat tempat utama. Cedera yang dialaminya di awal musim membuatnya kehilangan ritme dan sulit bersaing dengan Dani Carvajal maupun eksperimen Federico Valverde di posisi bek kanan.

Pada laga El Clasico melawan Barcelona, Minggu malam lalu, Xabi Alonso bahkan tidak menurunkannya sama sekali. Ia hanya duduk di bangku cadangan ketika Real Madrid menang 2-1 atas rival abadinya itu.

Carvajal yang tampil disiplin di 20 menit terakhir menunjukkan bahwa pelatih lebih mempercayainya dalam duel bertahan ketimbang Alexander-Arnold yang dikenal lebih ofensif.

Meski statusnya sebagai pemain bintang dan menerima gaji besar, minimnya menit bermain membuat masa adaptasi Alexander-Arnold di Madrid tampak berjalan sulit.

Situasi Liverpool Makin Rumit di Lini Belakang

Kepergian Alexander-Arnold kini meninggalkan lubang besar di pertahanan Liverpool. Bek pengganti seperti Jeremie Frimpong sedang cedera, sementara Conor Bradley belum mampu menunjukkan konsistensi.

Pelatih Arne Slot sempat mencoba memainkan Dominik Szoboszlai di sisi kanan, namun eksperimen itu justru mengganggu keseimbangan lini tengah tim. Hasilnya, Liverpool kehilangan kreativitas dan stabilitas dalam membangun serangan.

Dengan situasi seperti itu, kepergian Alexander-Arnold kini mulai dipandang sebagai kehilangan besar. Andai masih berseragam merah, besar kemungkinan pemain berusia 27 tahun itu akan kembali menjadi figur vital dalam struktur permainan Slot.

Ironi yang Sulit Diterima

Bagi Alexander-Arnold sendiri, situasi ini mungkin terasa pahit. Ia meninggalkan klub masa kecilnya demi tantangan baru, namun justru belum mendapat tempat di Real Madrid. Sementara tim lamanya terpuruk tanpa dirinya.

“Kadang, keputusan dalam sepak bola penuh ironi. Alexander-Arnold mungkin tak menyangka bahwa kepergiannya akan begitu berdampak bagi Liverpool,” ujar Lineker menutup komentarnya.

Kini, baik Alexander-Arnold di Madrid maupun Liverpool di bawah Slot sama-sama berada di persimpangan jalan. Satu hal yang pasti kepergian sang bek kanan masih menyisakan tanda tanya besar di kedua kubu.

Iklan
Iklan