FIFA Soroti Rekam Jejak Bersih Malaysia, Namun Tegaskan Skandal Naturalisasi Tak Ditolerir
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mengonfirmasi bahwa Malaysia memiliki catatan bersih dalam hal kepatuhan, tetapi skandal naturalisasi palsu yang melibatkan tujuh pemain Timnas Malaysia tidak dapat dibiarkan begitu saja. Kasus ini telah mengakibatkan sanksi tegas dari FIFA kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Pada Senin malam, 6 Oktober 2025, FIFA mengumumkan hasil penyelidikan terkait tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang ternyata tidak memiliki keturunan darah Malaysia seperti yang diklaim. Pemain-pemain tersebut adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazábal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Fakta Penyelidikan FIFA
FAM sebelumnya menyatakan bahwa kakek atau nenek dari ketujuh pemain tersebut lahir di Malaysia, sebagai syarat naturalisasi. Namun, FIFA melakukan verifikasi langsung ke kantor catatan sipil nasional di Spanyol, Argentina, dan Brasil, dan menemukan tidak ada bukti yang menguatkan klaim tersebut.
FIFA menyatakan bahwa dokumen yang diajukan oleh FAM terbukti palsu setelah pemeriksaan silang dengan otoritas resmi di negara asal para pemain. Hal ini dianggap melanggar integritas dan kredibilitas sistem sepak bola internasional.
Sanksi FIFA untuk Malaysia dan Pemain
Pada 26 September 2025 lalu, FIFA memberikan sanksi kepada FAM berupa denda sebesar 350 ribu Swiss Franc atau sekitar Rp 7,3 miliar. Sedangkan masing-masing pemain didenda 2.000 Swiss Franc atau setara Rp 41 juta dan dilarang aktif di dunia sepak bola selama 12 bulan.
FAM diberikan waktu tiga hari untuk mengajukan banding ke Komite Banding FIFA sejak tanggal 6 Oktober, serta lima hari tambahan untuk menyerahkan dokumen lengkap. Kabarnya, FAM tengah mempertimbangkan langkah ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Penegasan FIFA soal Integritas Sepak Bola
Dalam laporannya, FIFA menegaskan bahwa meskipun Malaysia memiliki rekam jejak yang bersih, pelanggaran ini sangat serius karena melibatkan pemalsuan dokumen dalam prosedur resmi FIFA. Tindakan tersebut dinilai merusak prinsip fair play dan nilai-nilai dasar olahraga bersih.
“Penggunaan dokumen palsu dalam konteks kelayakan pemain untuk mewakili tim nasional merupakan bentuk kecurangan yang tidak dapat ditoleransi,” tegas FIFA dalam pernyataannya.
Langkah selanjutnya dari FAM sangat dinantikan oleh publik dan pihak sepak bola internasional menyusul sanksi ini.